Catatan
Akhir Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016
1.
Laporan
Skripsi
Skripsi telah mengalami fiksasi sehingga dapat diujikan pada Februari
2016 apabila selama Januari dosen telah mampu memberikan persetujuan ujian
mengingat materi koreksi yang begitu banyak. Yudisium idealnya akan selesai
pada April sehingga ijazah akan dapat dipergunakan pada Mei atau Juni. Demikianlah
awal tahun 2016 nanti segala kegiatan akademis formal Mbah Dam akan berakhir
untuk selamanya. Selamanya.
2.
Laporan
Pekerjaan
2.1. Pekerjaan
Sastra: Dokumentasi dan Publikasi
2.1.1.
Blog: mbahdam.blogspot.com akan ditutup dan akan
dibuka blog baru bernama mbahdamactivity.blogspot.com. Blog baru akan
disesuaikan dengan akun google utama: suratmbahdam@gmail.com.
2.1.2.
Channel youtube
2.1.2.1. Channel
utama (dimonetisasi): mbah dam activity (berdasarkan akun google
suratmbahdam@gmail.com).
2.1.2.2. Channel
berbagi: mbah dam (tidak dimonetisasi/sekadar untuk sharing)
2.1.3.
Facebook dan Instagram: sebagaimana yang kini
telah berjalan.
2.1.4.
Twitter: akan segera dibuat untuk melebarkan
sayap publikasi.
2.2. Pekerjaan
Inlanderis
2016 akan menjadi awal
seorang Mbah Dam untuk hidup mandiri. Bekerja dan hidup merantau menjadi
keniscayaan demi keterbebasan dari gangguan mental depresif yang selama ini
menghantui dan kambuh bertubi-tubi tatkala dihadapkan pada kewajiban sosial kemasyarakatan.
Memiliki kehidupan dengan masyarakat baru itulah yang menjadi tujuan utama. Kehidupan
mandiri juga berarti kemerdekaan untuk melakukan hampir segala sesuatu terutama
untuk melakukan pekerjaan di Perusahaan Sastra Mbah Dam Act. Selain nanti akan
memperoleh penghasilan sendiri, Mbah Dam juga akan makin aktif saja untuk
syuting. Di situ nanti hidupku akan dimulai. Semarang atau Surabaya, mungkin
belum ada pilihan lain. Kepada salah satu dari kota-kota itu, kan kupijakkan
tubuhku untuk mengadu nasib. Makan alakadarnya sehari sekali bahkan dua hari
sekali aku sudah biasa. Tidur alas tikar sudah sehari-hari. Hemat adalah gaya
hidup lama. Saat itulah segala idealisme akan berbentrokan dengan realita,
sungguh menarik, so fun.
3. Laporan
Kemasyarakatan
3.1. Secara
resmi akan melepaskan keikutsertaan di Gema Kasih Choir.
3.2. Secara
bertahap akan melepaskan keikutsertaan di Evening Choir dan Darmoyuwono Choir.
3.3. Secara
aktiv akan terus berkomitmen untuk mengikuti kegiatan Peduli Choir.
3.4. Aktivitas organisasi
freelance: Soromintan Community dan Para Pria Choir.
3.5. Implementasi
rencana strategis pekerjaan inlanderistik akan benar-benar mengakhiri kegilaan
dan depresi di domisili. Maka nanti kukatakan bahwa bumilah domisiliku. Dimanapun
kupijakkan kepala, itulah rumahku. Hari itu adalah kelahiran baru, saat dimana aku
telah terbebas dari penjara neraka gangguan mental.
Demikianlah laporan itu. Seniman memang
begini. Pekerjaan yang lalu-lalu akan menjadi sampah, sampah organik, pupuk
sehat agar tumbuhan tumbuh lebat. Hidup lalu penuh omong kosong, akan diubah
secara amat praktis. Malam ini kan jadi saksi. Ketika segalanya berubah. Berubah
seperti power ranger, dengan berjuta-juta warnanya yang hanya lima.
Ini hidup, lelaki si seniman. Selalu
saja bilang: “Hidupku baru akan dimulai. Kemarin adalah kesia-siaan.” Seratus
tahun lagi mungkin seniman masih bilang dengan kalimat yang sama persis.
Namun Kesatria Cahaya mengerti
Legenda Pribadinya. Ia merasa wajib untuk memenuhi tuntutan itu, satu-satunya
cara bertahan hidup. Legenda pribadi tidak selalu membuat orang bersinar-sinar,
namun ia terbakar. Meski gelap nyala apinya, Legenda Pribadi menyelamatkan dari
ini dan itu yang tak perlu disebut-sebut.
Kesatria Cahaya harus kuat, mesti
berani menanggung segala macam tanggung jawab. Ia hanya benar-benar belajar
dengan melakukan kesalahan. Justru harus terus membuat kesalahan, barangkali
ada yang benar. Yakin bahwa sesuatu pasti salah, tapi juga bisa benar. Ini lebih
baik dari pada meyakini segala sesuatu sebagai benar tapi ternyata salah.
2015 akan ditinggalkan dan tak dapat
diubah.
2016 belum tentu datang juga.
Yang ada tinggal saat ini?
Tidak! Yang ada tinggal ketiadaan. Tidak
ada yang ada. Ada yang pada dasarnya ada. Ada adalah dasar segala sesuatu. Sebelum
ada penderitaan, ada telah ada terlebih dulu. Sebelum ada ketakutan, ada telah
ada terlebih dulu. Ada mengalahkan penderitaan dan ketakutan. Ada juga
mengalahkan kebahagiaan dan keberanian. Ada mengalahkan segala yang disangka
ada. Ada mengadakan ketiadaan. Ketiadaan yang ada, yang pada dasarnya adalah
ada. Tuhan adalah ada itu sendiri. Ada bersamaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar