Rabu, 30 Desember 2015

Hamoraon, Hasangapon, Hagabeon dalam Mbah Dam Activity



Hamoraon, Hasangapon, Hagabeon dalam Mbah Dam Activity
Ditulis pada Kamis, 31 Desember 2015
Saya, HD. Wiyono alias Damar Wiyono alias Heribertus Damar Wiyono alias Mbah Dam adalah seorang Jawa Tulen, asli Jogja, secara fisik tapi, secara ruhani merasa sian tapian Tao Toba. Yang terakhir ini tidak penting, abaikan saja. Kali ini saya sebatas mau bilang bahwa belum ada istilah yang tepat untuk mentransliterasikan 3H: Hamoraon, Hasangapon, Hagabeon.
Apa itu? Sebelumnya, urutan penyebutan itu sudah sesuatu. 3H adalah filosofi kesempurnaan hidup dalam budaya Batak, khususnya yang saya tahu ya Batak Toba. Hamoraon adalah prinsip ketercukupan harta duniawi. Orang dengan Hamoraon adalah manusia yang telah lepas dari belenggu penderitaan ekonomi. Hasangapon adalah kehormatan dalam masyarakat (dan diri sendiri juga). Kehormatan biasanya akan mengikuti Hamoraon (seharusnya!), karna banyak juga yang telah memiliki Hamoraon namun tidak memiliki Hasangapon, koruptor misalnya. Anyway, Hagabeon adalah kesempurnaan tertinggi.
Kita bahas Hagabeon tersendiri. Kesempurnaan tertinggi ini adalah keutamaan yang seharusnya diraih tiap manusia (Batak). Dua H sebelumnya jadi tidak masalah bila toh tidak dapat diraih. Kenapa? Karena pada dasarnya Hagabeon pasti bisa diraih. Hagabeon akan dicapai manusia bila ia telah berkeluarga, pernikahannya telah menghasilkan anak laki-laki dan perempuan. Anak-anak harus sudah menikah semua dan sudah punya anak-anak pula baru seseorang dikatakan Hagabeon. Saya misalnya, baru disebut Hagabeon bila sudah menikah, punya anak laki-laki dan perempuan, dan sudah punya cucu dari semua anak-anak saya itu. Otomatis, anak-anak saya harus sudah menikah pula. Dan BTW segala pernikahan harus sah secara adat!!!
 Tadi saya sudah bilang, susunan urutan 3H sesuatu. Hagabeon saya taruh paling belakang karena? Bagi saya Hagabeon justru tidak terlalu penting! Maaf, inilah pilihan hidup saya. Yang penting adalah harta dengan jalan halal sehingga Hasangapon pasti mengikuti Hamoraon. Bila dua hal ini sudah diraih dan Tuhan hendak mengaruniakan Hagabeon, maka tak jadi soal. Bagi saya, Hagabeon tidak perlu dipikirkan bila Hamoraon dan Hasangapon belum beres!!! Inilah yang dinamakan prinsip!!! Prinsip orang gila seperti saya ini!!!
3H mungkin bisa diterjemahkan menjadi Harta, Tahta, dan Seksualita (bukan wanita!!! Karna terlalu sexist dan tidak fair), tapi ini masih belum tepat. Setidaknya lihat penjasan komples tadi. Masalahnya memang harus ini dulu baru itu, harus mapan dulu baru mengurus yang lebih tertier. Inilah analogi dan nalar utamanya, selama kebutuhan primern dan sekunder belum terpenuhi, kebutuhan tertier tidak akan memperoleh tempat. Titik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar