Hamoraon,
Hasangapon, Hagabeon dalam Mbah Dam Activity
Ditulis
pada Kamis, 31 Desember 2015
Saya, HD. Wiyono alias Damar Wiyono
alias Heribertus Damar Wiyono alias Mbah Dam adalah seorang Jawa Tulen, asli
Jogja, secara fisik tapi, secara ruhani merasa sian tapian Tao Toba. Yang
terakhir ini tidak penting, abaikan saja. Kali ini saya sebatas mau bilang
bahwa belum ada istilah yang tepat untuk mentransliterasikan 3H: Hamoraon,
Hasangapon, Hagabeon.
Apa itu? Sebelumnya, urutan
penyebutan itu sudah sesuatu. 3H adalah filosofi kesempurnaan hidup dalam
budaya Batak, khususnya yang saya tahu ya Batak Toba. Hamoraon adalah prinsip
ketercukupan harta duniawi. Orang dengan Hamoraon adalah manusia yang telah
lepas dari belenggu penderitaan ekonomi. Hasangapon adalah kehormatan dalam
masyarakat (dan diri sendiri juga). Kehormatan biasanya akan mengikuti Hamoraon
(seharusnya!), karna banyak juga yang telah memiliki Hamoraon namun tidak
memiliki Hasangapon, koruptor misalnya. Anyway, Hagabeon adalah kesempurnaan
tertinggi.
Kita bahas Hagabeon tersendiri.
Kesempurnaan tertinggi ini adalah keutamaan yang seharusnya diraih tiap manusia
(Batak). Dua H sebelumnya jadi tidak masalah bila toh tidak dapat diraih.
Kenapa? Karena pada dasarnya Hagabeon pasti bisa diraih. Hagabeon akan dicapai
manusia bila ia telah berkeluarga, pernikahannya telah menghasilkan anak
laki-laki dan perempuan. Anak-anak harus sudah menikah semua dan sudah punya
anak-anak pula baru seseorang dikatakan Hagabeon. Saya misalnya, baru disebut
Hagabeon bila sudah menikah, punya anak laki-laki dan perempuan, dan sudah
punya cucu dari semua anak-anak saya itu. Otomatis, anak-anak saya harus sudah
menikah pula. Dan BTW segala pernikahan harus sah secara adat!!!
Tadi saya sudah bilang, susunan urutan 3H
sesuatu. Hagabeon saya taruh paling belakang karena? Bagi saya Hagabeon justru
tidak terlalu penting! Maaf, inilah pilihan hidup saya. Yang penting adalah
harta dengan jalan halal sehingga Hasangapon pasti mengikuti Hamoraon. Bila dua
hal ini sudah diraih dan Tuhan hendak mengaruniakan Hagabeon, maka tak jadi
soal. Bagi saya, Hagabeon tidak perlu dipikirkan bila Hamoraon dan Hasangapon
belum beres!!! Inilah yang dinamakan prinsip!!! Prinsip orang gila seperti saya
ini!!!
3H mungkin bisa diterjemahkan
menjadi Harta, Tahta, dan Seksualita (bukan wanita!!! Karna terlalu sexist dan
tidak fair), tapi ini masih belum tepat. Setidaknya lihat penjasan komples
tadi. Masalahnya memang harus ini dulu baru itu, harus mapan dulu baru mengurus
yang lebih tertier. Inilah analogi dan nalar utamanya, selama kebutuhan primern
dan sekunder belum terpenuhi, kebutuhan tertier tidak akan memperoleh tempat.
Titik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar