Rabu, 26 Agustus 2015

Jalan Mbah Sastrondleming, Legenda Pribadiku



Puisi Balada 24 Agustus 2015
Jalan Mbah Sastrondleming,  Legenda Pribadiku
Orang-orang dengan legenda menakjubkan: Santiago The Alchemist, Paulo Coelho, Oprah Winfrey, Bob Marley, James Brown, John Lennon, Chrisye, Kuntowijoyo, Umar Kayam, Rendra, Bayu Skak, Ellen deGeneres, Justin Bieber, Taylor Swift, Eka Gustiwana, Olga Syahputra, Sule, Nunung, Dedi Corbuzier, Agnes Mo, Agustinus Wibowo, Dee Lestari, Erich Weiner, Benedict de Spinoza, Bunda Teresa, Jallaludin Rumi, Sunan Kalijaga, Karen Armstrong, Rama Van Lith, Rama Mangun, Cak Nun, dan akhirnya Damar Wiyono.
Dari Sang Alkemis sampai saya. Lihat saja pagi ini yang begitu tidak mengenakkan bagi badanku. Sungguh loyo kala tadi hendak mencicil skripsi namun menjadi penuh gairah ketika menuliskan satu dua langkah Sastrondleming, legenda pribadiku.
Menjalani legenda pribadi tidak pernah melelahkan tubuh
Tak ada kantuk, tak ada lapar, tanpa haus,tanpa patah semangat, tanpa putus asa
Selalu membara apinya, selalu semangat tulang-tulangnya
Selalu kenyang dalam puasa, selalu bekerja dalam kelaparan
Lihatlah jalan ke depan: puasa setiap hari, kelaparan karena memang tak ada yang dimakan. Kehausan, kecuali mau minum air sungai. Pandangi dan tiduri rerumputan segar yang tak mengenal waktu itu, makanan masa depanmu. Tak ada alasan untuk otot lemah dan sakit penyakit, sawah dan ladang menanti untuk diolah. Padi menanti untuk memunculkan bulir-bulirnya sembari diairi ratusan galon air yang diangkut dari sungat nun jauh di bawah. Dengan apalagi bila tidak mengandalkan otot dan nafas yang terengah-engah.
Tak ada alasan untuk tidak bekerja. Banyak tanah pemakanan yang lusuh menanti untuk dipercantik. Dedaunan yang berserakan dapat dikumpulkan untuk pupuk dan reklamasi tanah. Buku di perpustakaan terlalu banyak untuk dibaca seumur hidup. Gagasan di otak seperti mau meledak karena overkapasitas. Organisasi ini dan organisasi itu juga selalu menanti kehadiranku untuk bergabung dalam pelayanan kegembiraan jiwa: Evening Choir, Gema Kasih, Darmoyuwono, Peduli Choir, Paulus Soromintan Community Cell, beberapa Kapel Adorasi Abadi, Maiyahan di Kasihan, ikut seminar ini itu, dan lain sebagainya.
Untuk saat ini kuteruskan terlebih dulu untuk menumpahkan isi otakku yang menjadi biang keladi susahnya hati dan pegalnya badan. Pikiran harus segera kosong untuk bisa melakukan aktivitas lain. Membaca salah satunya, diterima seperti cangkir kosong, setengah kosong, setengah penuh, atau penuh sehingga tumpeh-tumpeh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar