Refleksi Puitik Rabu, 26 Agustus 2015
Pergumulan
Legenda Pribadi
Hidup untuk memenuhi legenda pribadi
sudah pasti. Tapi apakah pasti menjadi pemenang? To be number one, why not? So,
apakah memenuhi personal legend sama dengan be a winner? The winner stands
alone, dia telah menemukan legenda pribadinya.
Kalau aku baru menemukan legendaku beberapa hari jelang ajal, am I the
winner? I don’t think so. Legenda pribadi perlu dipergumulkan.
Pergumulan adalah kecepatan.
Kecepatan menemukan legenda pribadi, do it, and accomplish it perfectly. How?
As fast as possible. Kembali lagi, tema regresi muncul dalam diriku.
Ingat waktu itu, pergumulan Nino
tentang keberadaan Tuhan, “Semua kan diciptakan oleh Tuhan. Lantas siapakah
yang menciptakan Tuhan?” Pertanyaan yang bagiku sangat hebat karna terlontar
dari anak SMP. Waktu itu aku speechless.
No idea to solve this problem. Akhirnya lari ke doktrin agama yang kini
kusadari, kegilaan semata.
Legenda pribadi. Anyway. I feel a
spirit of accurate reader within me. A good reader leads to be a good writer. I
do it and I always learn to do it even better day by day. But my question
remains, “Is this my personal legend exactly?”
Legenda pribadi bagiku nampak
sebagai pilihan. Entahlah, ada free will atau tidak yang mendasari pilihan
tersebut, nampak tidak penting lagi. Yang penting pilihan itu nyaman, bikin
senang, dan terutama bisa datengin duit.
Sastra, seni, adalah my personal
legend. It makes me happy even greater. By this way, I’m ready to every
possible future either become a person or disperson.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar