Senin, 31 Agustus 2015

Indomalay



Surat Puisi Untuk Presiden
Senin, 31 Agustus 2015
Indomalay
Bandingkanlah Indonesia dan Malaysia. PM Nadjib saat ini ibaratkanlah seperti Jokowi. Mahathir Mohammad ibaratkanlah seperti SBY. Tidak, tidak untuk guling menggulingkan, tapi untuk saling membantali.
Biarkanlah mereka saling mengenakkan satu sama lain. Kuatkanlah satu sama lain. SBY mungkin baik bila diangkat sebagai ketua dewan penasihat presiden. Walau bagaimanapun, 10 tahun bukan pengalaman singkat. 10 tahun, bisa jadi 10% waktu kehidupan manusia. Bisa jadi 20% kehidupan manusia.
Kata pak Beye, krisis ekonomi dapat membuat rakyat marah. Bukan, bukan, tapi kemiskinanlah yang menjadikan mulut rakyat plitket-pliket karna lapar, lalu mereka berteriak demonstrasi yang pada hakikatnya minta nasi.
Kemarin ada yang mengatakan bahwa kebutuhan rakyat sebenarnya tidak muluk. Saya misalnya, asal bisa lulus sekolah dengan baik, kerja ala kadarnya jadi supir misalnya, serabutan atau apalah yang penting bisa untuk makan sehari-hari, sudah cukup. Kebutuhan rendah seperti ini saja tidak mampu dipenuhi oleh pemerintah. Saya kira, kalau negara Indonesia bubar saja tidak jadi masalah. Orang akan kembali hidup dengan alam yang harmonis. Tapi kalau begitu, misal nanti bumi tidak menumbuhkan biji-bijian, kasihan Tuhannya yang terus disalahkan.
Saya kira iya. Kalau rakyat ini berpendidikan, perut kenyang, gembira ria dengan hidup sehari-harinya, tidak akan ada demonstrasi yang gitu-gituan.
Kabarnya tanggal 1 akan ada demo besar. Mungkin mereka akan pakai baju kuning dan meneriakkan, “Saatnya yang merah turun!!!!! Saatnya yang merah lengser!!!!!! Jayalah kuning!!!!!!!! Saatnya kuning jadi presiden!!!!!!!!! Allah Maha Besar!!!!!!!!!!!!!!
Marilah pak presiden, mari.

4 komentar:

  1. pak presiden, dengarkanlah aku
    jangan tunggu aku menghinamu karna aku tak mau
    mungkinkan blog ini terdeteksi aparat penegak hukum
    mereka yang memiliki kepentingan relevan

    BalasHapus
  2. betapa ingin tulisan ini dibaca presiden
    aku ingin kamu tau ya pak, biar belajar dari rakyat miskin gitu
    ingat waktu dulu

    BalasHapus
  3. semoga tiap sore kamu buka dan baca-baca postinganku ya pak,
    komentar juga gapapa, nanti kita ngobrol lewat blog ini

    BalasHapus