Jumat, 25 September 2015

Jujur, aku sedang kurang waras.



Tentang Sastrondleming Senin, 21 September 2015

Jujur, aku sedang kurang waras.

Akhir-akhir ini aku seakan kehilangan semangat hidup. Gairah seksual menghilang sama sekali. Kaum psikoanalisis senang dengan kalimat kedua ini. Tidak ada spirit sama sekali untuk melakukan segala sesuatu. Apalagi skripsi yang salah melulu. Entahlah apa yang sedang aku alami ini. Down, desperate, depresi tanpa rasa tertekan, benar-benar seperti orang mati. Kembali lagi seperti yang pernah saya katakan dulu, hasrat yang tersisa tinggal daya untuk menarik dan mengembuskan nafas. Tidak lebih.
Baik. Di sisa hari ini aku akan menuliskan semua yang harus dituliskan. Tidak sadarkan aku bahwa kegiatan ini adalah ‘bekerja’? Aku sedang bekerja. Aku sedang mencari uang. Jangan-jangan kondisi ini terjadi karena banyaknya hal di kepala ini yang belum tertuang dalam tulisan. Isi yang terlalu banyak itulah yang mungkin mempergilaku. Tanpa bermaksud apa-apa, Gaarder bilang orang genius selalu sebelas dua belas dengan orang gila. Jujur saja, akhir-akhir ini saya merasa tidak waras. Entahlah.
Di sisa hari ini aku mau kembali ke realitas dengan memanjakan diri. Setelah selesai apa yang harus kutuliskan di rumah, aku akan pergi berziarah. Kapel adorasi kan kusambangi, gereja kan kudatangi untuk misa harian, lalu ibadah buku di perpustakaan Sadhar Mrican. Semoga terapi ini dapat menyembuhkanku. Semoga aku bisa waras. Semoga aku bisa menjadi orang pada umumnya.
Lihat saja pola tulisan ini. Kacau. Menandakan pikiran yang kacau.
Anyway, sebentar akan saya tuliskan beberapa hal yang harusnya sudah tertulis beberapa hari ini. Kisah berkesan menakjubkan dari sawah utara perempatan Gedongan, seorang kakek yang sontak turun dari sepeda untuk berdoa di sawah. Pastilah itu adalah sawah yang ia garap. Ia berdoa agar padi yang telah ia tanam beberapa hari lalu dapat tumbuh subur, tidak diserang tikus maupun hama lain, dan akhirnya dapat panen raya. Panen raya yang diharapkan itu tidak akan lebih dari dua juta rupiah. Jumlah tersebut tidak terlalu besar untuk masa empat sampai lima bulan sekali.
Selain itu ada beberapa cercah filsafat yang terlewat dari pembacaan Dunia Sophie. Satu, tentang filsafat perkembangan organisme puncak. Dua, tentang masa 3000 tahun Gothe. Tiga, tentang kegilaan itu sendiri. Empat, tentang pertanyaan-pertanyaan fundamental. Lima, tentang rencana yang tinggal rencana. Dapatkah menerobos garis batas dan benteng mahatebal itu?
Sadarlah diriku! Tulis menulis seperti ini adalah masa depan yang kuharapkan mendatangkan pundi-pundi ekonomis. Sadarlah diriku, aku sedang bekerja!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar