Senin, 14 September 2015

Neo Komunisme Futuristik



Essay Rabu, 9 September 2015
Neo Komunisme Futuristik
Apa itu? Nanti kita lihat bersama. Sekarang bermula dari usaha diri sendiri dahulu untuk menghambat gerakan tersebut. Maksudnya agar diri sendiri tidak segera menjadi korban. Semua akan jadi korban sih tapi bisa diperlambat gitu. Apa sih?
Inilah filsafat anak muda yang suka nongkrong di mal sambil minum kopi yang harganya tidak manusiawi. Jujur saja, seni kopi lidah barista itu bagiku terlalu mengada-ada. Tidak relevan dengan kondisi bangsa yang kadang beli air mineralpun tidak bisa. Eh, malah ada yang kekeringan segala. Apa sih?
Baca sendiri tulisan Samuel Mulia kemarin Minggu (6-9-2015) di koran Kompas! Kalian akan mengerti 50% apa yang saya maksud. Mungkin kalian bilang, “Ah, ga penting banget!” Aku bilang, “Hmm, ya silahkan kalau emang lo lebih seneng pura-pura BBMan sama teman imajinermu, hahahhahahha.”
Aneh aja sih, ada-ada saja mereka itu. Kalau lagi kumpul-kumpul, selalu aja lihat HP. Keliatan banget mengada-adanya. Pasti sebenarnya ga ada SMS atau BBM atau semacamnya. Hahahhaha.... ternyata tidak hanya aku yang canggung dengan realitas. Aku berani singkirkan HP ketika melihat banyak orang tua yang tanpa HP tapi konek dengan realitas. Ah, apa sih? Ini adalah fragmentasi kecil dari manifestasi harian neo komunisme futuristik.
Maaf, saya menulis essay ini setelah bangun tidur siang. Jadi sambil agak loading-loading gitu. Padahal gua benci banget tidur siang kalee! Kata nenek gua ga ada rejekinya. Tidur siangnya dirumah nenek gua itu tadi malahan. Cape deh!
Oke, to the point, lihat apa yang akhir-akhir ini dilakukan Pemprof DKI. Di bawah pimpinan Ahok mereka makin rajin membeli tanah-tanah masyarakat dan mengubahnya menjadi aset negara. Bertolak belakang dengan yang dilakukan Megawat(i) dulu. Btw lo pikir aja ya, entah berapa lama tapi pasti, semua tanah akan menjadi aset negara. Pasti.
Ketika makin banyak tanah dimiliki ‘pemerintah’, masyarakat tak punya lagi hak milik. Rakyat tinggal hidup mewah dengan segala fasilitas yang lama-lama makin gratis.
Lihat lebih jeli, kapitalisme sedang berjalan menuju neo komunisme futuristik.
What is that? Kini giliranmu untuk berpikir!
Oya, hati-hati kalau mau melakukan justifikasi antara benar dan salah atau antara baik dan buruk. Bismillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar