Senin, 07 September 2015

Untuk Rahmi Amelia Katili, Kelas V SD Widuri, Bandung, Jawa Barat.



Puisi Surat Balasan 7 September 2015                            

Untuk Rahmi Amelia Katili, Kelas V SD Widuri, Bandung, Jawa Barat.

Trimakasih saya ucapkan sebelumnya pada pihak-pihak yang bersedia menyebarluaskan surat puisi saya. Semua demi kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Surat puisi ini juga untuk seluruh anak Indonesia yang ingin rajin donor darah. Bagi yang belum 17 tahun,  selamat bersiap-siap ya. Bagi yang sudah lebih dari 17 tahun, tidak ada kata terlambat untuk kalian semua. Darah kita sangat dibutuhkan.
Trimakasih sekali pertama-tama buat Rahmi Amelia Katili yang telah berniat untuk menjadi pendonor darah sejak dini. Trimakasih juga buat orang tua Rahmi Amelia Katili yang telah mendidik Rahmi dengan baik. Semoga makin menjadi anak yang shalehah.
Saya Damar dari Jogja di sini mau sedikit berbagi pengalaman dengan teman-teman semua seputar donor darah. Kalau tentang manfaat kesehatannya, teman-teman bisa googling sendiri ya. Ini tentang pengalaman mengharukan donor darah saya yang terakhir (maaf, donor keberapa saya sudah lupa).
Jadi waktu itu saya donor darah seperti biasa (75 hari sekali) di kantor PMI Tegal Gendu, Kota Gede, Yogyakarta. Tak disangka mengapa saya ingin sekali untuk segera donor darah di jam-jam itu. Ternyata pendonor sedang sepi padahal ada seorang ibu baru melahirkan yang amat memerlukan darah segar golongan A. Kebetulan, ah tak ada yang kebetulan di dunia ini bukan! Golongan darah saya juga A. Tak dapat dibayangkan apa yang akan terjadi bila ibu itu dan si nenek bayi mungil itu terlambat untuk mendapatkan donor darah golongan A segar (karena yang dibutuhkan bayi tersebut harus yang masih segar atau baru dikeluarkan, jadi tidak bisa memakai dari stok yang dimiliki PMI).
Rasa bahagia saya belum pernah sebesar waktu itu ketika menyaksikan air mata bahagia si ibu dan si nenek yang terus mengalir. Itulah, bahasa air mata memang sulit untuk diterjemahkan dalam kata-kata. Saya juga mengalami yang demikian akhirnya.
Nah, begitulah pengalaman saya tentang berdonor darah. Gembira karena menggembirakan orang lain. Jadi, sekali lagi saya ucapkan terimakasih bagi para pendonor darah setia. Terimakasih juga kepada adik-adik yang telah berniat untuk donor darah. Semoga kita bisa jadi berkah lagi bagi sesama ya. Saya setuju bila ada orang yang mengatakan, “Sebaik-baiknya sedekah adalah donor darah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar