Puisi Surat Pertanyaan Kepada Kebijakan Tuhan 7 September 2015
Tuhan,
semoga ini hanya perasaanku saja.
Manusia terlahir dalam kebosanan akut. Selalu begitu.
Pasti begitu. Mereka melakukan sesuatu sekadar untuk mengisi waktu dan membuat
makna-makna palsu atas hidup. Tuhan, semoga aku salah.
Manusia bekerja, manusia mencari makan, manusia ingin
bahagia.
Lalu, ia ingin beristirahat dalam damai. Manusia
ingin tempat perhentian abadi bahkan di bumi ini.
Kerinduan manusia terdalam hanya satu, untuk kembali
padaMu. Pulang ke rumah.
Akhirnya kupahami, selain itu omong kosong saja.
Tuhan, kali ini semoga aku benar.
Kemudian,
aku
katakan pada ibuku, “Bu, orang hidup bukan hanya soal kerja dan berumah tangga
saja kan? Ada perkara yang lebih tinggi dari pada itu kan?”
@PerpusPaingan, sambil mendengarkan Appassionata-Slow
Waltz. Ditulis ketika ingin lepas dari derita kewajiban palsu yang nyata tanpa
guna. Kewajiban yang harus diselesaikan demi amanah Tuhan dan orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar