Jumat, 25 September 2015

Kegelisahan Sistem Pendidikan



Refleksi 22 September 2015
Kegelisahan Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan sedang gelisah. Ia merenung saja tiap hari tanpa berbuat sesuatu. Pikirannya sedang getol seperti kesendirian Mister Logos yang sering dipatungkan dalam posisi berpikir itu. Saking sibuknya berpikir, ia lupa mengenakan pakaian. Ssst, kemaluannya dicaplok kucing cantik peliharaan Artemisia.

Sistem pendidikan senang dipanggil Logos, biar seperti pendahulunya. Logos sekarang tidak seperti nenek moyangnya. Ia sering merasa gagal. Tak dapat lagi ia mendidik anak bangsa. Kasihan anak-anak ini, tidak bisa jadi ‘orang’.

Alkisah ada satu anak yang berhasil menyandang predikat ‘berpendidikan’. Ia tidak minta bantuan Logos. Anak tersebut belajar sendiri di perpustakaannya yang membanggakan. Perpustakaan super lengkap dan super cepat dalam mengabulkan usulan koleksi.

Secara umum anak sekolahan atau kuliahan membayar biaya untuk bisa ‘menuntut ilmu’. Ungkapan ‘menuntut ilmu’ sungguh amat menjijikkan. Tidak relevan dengan biaya yang telah dibayarkan. Bila toh tidak membayar biaya pendidikan, kegiatan menuntut ilmu bisa saja dilakukan secara mandiri di perpustakaan. Bedanya, yang membayar bisa dapat ijazah alias keabsahan, syarat seseorang dikatakan sebagai orang. Mereka yang belajar mandiri bisa jadi lebih pandai namun tidak dihargai karena tidak memiliki keabsahan itu.

Logos jadi tambah sedih, “Mengapa teman-temanku di luar negri lebih berhasil untuk mencerdaskan dan mendidik? Ah apa iya? Faktor apa sebenarnya yang menyebabkan seorang anak berhasil atau gagal untuk mengejar pendidikan? Pendidikan, oh pendidikan, aku ingin menyelamimu lebih dalam lagi.”

Logos akhirnya berguru kembali. Ia merendahkan diri untuk datang pada J. Sumardianta dan ST. Kartono, “Ajarilah aku pendidikan! Tak kutemui orang lain yang cukup konsen untuk mendidik anak bangsa.” Sebenarnya ada yang lain tapi terlalu jauh di mata.

Akhirnya Logos meninjau kembali keyakinan filosofisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar