Jumat, 25 September 2015

Masa Depan Tuhan



Pembacaan Buku 17 September 2015

Masa Depan Tuhan

Hari ini saya mulai mencicil pembacaan Masa Depan Tuhan, buku Karen Armstrong  yang sangat dinanti setelah pembacaan Sejarah Tuhan terselesaikan. Introduksi di sampul depan MDT sudah sangat menggugah. Armstrong ingin menentang atheisme agaknya. Sudut pandang Armstrong yang sebenarnya non theistik itulah sebenarnya yang membikin buku ini makin menarik. Saya jadi ingin belajar untuk membedakan atheis dan non theistik. Pasti menarik.
Berdasarkan paradigma theistisme Judeo Kristen saya ini termasuk golongan non theistik, just like Karen (mungkin). So, saya ingin netral senetral-netralnya dalam mempelajari diskursus ini. Nah, sebagai essay pembuka di sini saya ingin menuliskan kesan pertama tentang nada sanggahan terhadap atheisme. Saya juga ga setuju pada atheisme, mungkin mirip dengan sudut pandang pemikiran Armstrong. Saya jelaskan saja begini: tentang atheisme, justru ingat teori Marx dan Freud dong.
Asumsi saya: kaum atheis ingin menghapuskan segala tentang Tuhan dalam hidup ini. Tuhan sudah mati. Tuhan tidak diperlukan. Tuhan tidak bermanfaat, dan sebagainya.
Ingat Marx: bagi saya, selama manusia masih hidup dalam belenggu kemiskinan dan kebutuhan ekonomi masih menjadi dasar paling fundamental yang mendorong perilaku manusia, maka Tuhan akan senantiasa ADA.
Ingat juga Freud: bagi saya, selama manusia masih hidup dalam pengaruh neurotisisme atau patologi-patologi yang disebabkan oleh konflik-konflik masa lalu atau selama perilaku manusia masih didorong oleh alam bawah sadar atau selama bawah sadar manusia itu sendiri masih ada, maka Tuhan akan senantiasa ADA.
TANYA MENGAPA?
Tuhan adalah manifestasi kebutuhan manusia yang bersumber dari jelmaan kebutuhan ekonomi dan konflik asadar. Kata saya. Silahkan difalsifikasi. Selama manusia masih butuh ini dan butuh itu, Tuhan akan senantiasa ADA.
Oh Tuhan kerinduanku,
aku ini rusa di tengah gurun Jabal Ali.
Tuhan pujaan hatiku, bawalah aku ke utara dimana emas tersedia.
Aku ini rusa kehausan melihat Hummer dipacu meretas gundukan pasri mendidih.
Tiap hari kulihat para Sheikh berkemah mahal dan makan roti. Oh Tuhan, I believe in You.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar