Jumat, 25 September 2015

Pesan Terakhir Grandong CS



Puisi 21 September 2015

Pesan Terakhir Grandong CS

Dengan puisi ini kami mengucapkan pesan-pesan terakhir.
Saya, Grandong, atas nama teman-teman sekalian: Mak Lampir, Ultramen Gaiya, Sembara, Kiai Basari, Nyi Pelet, Nyi Blorong, Saras 008, Avada Kedavra, Firaun, Panji Manusia Milineum, Jiraya, Si Buta dari Gua Hantu, Ninja Hatori, Taliban, Nobita, Al-Qaeda, Panji Tengkorak, ISIS, arwah Mullah Omar, Jiwa Bin Laden, Jiwa Bin Ater, Jiwa Bin Patehan, Mister Black, Jack Sparrow, dan Expeliarmus.
Kami adalah aliansi Komika Jayus dari Selat Bering dan Madagaskar. Sekutu kami adalah Babun Bokong Biru.
Babun bokong merah sudah mainstream. Lagi pula merahnya menyala sekali. Kami ngeri sendiri.

Pesan terakhir kami agar kalian senantiasa menjaga perdamaian di perbatasan dengan senantiasa menyanyikan lagu campur sari. 
Orang sebelah sana sukanya dangdut sehingga para pencampur sari sering dinisbikan.
Penggemar dangdut juga gendut-gendut. Rambut mereka absurd.
Dengarkanlah pesan terakhir kami.
Pesan terakhir ini tak lain adalah curhatan kami.
Curhat di waktu tak tepat sehingga disebut curcol.
Pesan kami yang lain:
1.       Selama masih ada waktu, gunakan baik-baik untuk curcol agar tidak bingung. Ini usulan dari Saras 008.
2.       Avada Kedavra juga pesan untuk selalu mengucapkan jancuk kepada mereka yang dikasihi.
3.       Nobita dan Taliban pesan nasi goreng karena di Pakistas tidak ada nasi aking.
4.       Nyi Pelet mau kasih makan ikan lele dulu. La lele-lele lolok.
5.       Jiwa bin Ater mengingatkan untuk bercanda agar tidak stagnan.
Akhirnya kami serentak mengucapkan terimakasih. Terimakasih. Terimakasih.
Mari kita saling mencinta sejadi-jadinya sebelum bom nuklir meledak dimana-mana.
Sebarkan pesan suci ini kepada setiap mahluk dengan cara ndeleming alias ndleming.
Salam buat pembaca sekalian yang berbahagia.
Bahagia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar