Puisi 21 September 2015
Pesan
Terakhir Grandong CS
Dengan puisi ini kami mengucapkan pesan-pesan terakhir.
Saya, Grandong, atas nama teman-teman sekalian: Mak
Lampir, Ultramen Gaiya, Sembara, Kiai Basari, Nyi Pelet, Nyi Blorong, Saras
008, Avada Kedavra, Firaun, Panji Manusia Milineum, Jiraya, Si Buta dari Gua
Hantu, Ninja Hatori, Taliban, Nobita, Al-Qaeda, Panji Tengkorak, ISIS, arwah
Mullah Omar, Jiwa Bin Laden, Jiwa Bin Ater, Jiwa Bin Patehan, Mister Black,
Jack Sparrow, dan Expeliarmus.
Kami adalah aliansi Komika Jayus
dari Selat Bering dan Madagaskar. Sekutu kami adalah Babun Bokong Biru.
Babun bokong merah sudah mainstream.
Lagi pula merahnya menyala sekali. Kami ngeri sendiri.
Pesan terakhir kami agar kalian
senantiasa menjaga perdamaian di perbatasan dengan senantiasa menyanyikan lagu
campur sari.
Orang sebelah sana sukanya dangdut
sehingga para pencampur sari sering dinisbikan.
Penggemar dangdut juga
gendut-gendut. Rambut mereka absurd.
Dengarkanlah pesan terakhir kami.
Pesan terakhir ini tak lain adalah curhatan kami.
Curhat di waktu tak tepat sehingga disebut curcol.
Pesan kami yang lain:
1.
Selama masih ada waktu, gunakan baik-baik untuk
curcol agar tidak bingung. Ini usulan dari Saras 008.
2.
Avada Kedavra juga pesan untuk selalu
mengucapkan jancuk kepada mereka yang dikasihi.
3.
Nobita dan Taliban pesan nasi goreng karena di
Pakistas tidak ada nasi aking.
4.
Nyi Pelet mau kasih makan ikan lele dulu. La
lele-lele lolok.
5.
Jiwa bin Ater mengingatkan untuk bercanda agar
tidak stagnan.
Akhirnya kami serentak mengucapkan terimakasih.
Terimakasih. Terimakasih.
Mari kita saling mencinta sejadi-jadinya sebelum bom
nuklir meledak dimana-mana.
Sebarkan pesan suci ini kepada setiap mahluk dengan
cara ndeleming alias ndleming.
Salam buat pembaca sekalian yang berbahagia.
Bahagia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar