Senin, 07 September 2015

Menulis Bermutu



Essay Perintis 7 September 2015
Menulis Bermutu
Menulis bermutu cukup mudah bagi yang bisa. Tinggal tulis saja: bermutu. Selesai.
Saya tak habis pikir dengan pikir itu sendiri. Apa itu bermutu? Bermanfaat praktis, bermanfaat teoritik, mendatangkan uang, atau yang bagaimana? Oleh sebab itu, silahkan wahai kawan-kawan sekalian, utarakanlah pendapat kalian tentang bermutu itu! Apa itu bermutu? Haruskah bermutu? Lantas apa yang bermutu? Lalu kenapa kalau bermutu? Lalu kenapa kalau tidak bermutu?
Setelah itu ada pertanyaan yang mungkin lebih mendasar lagi, apa itu menulis? Mengapa menulis? Harus menulis? Untuk mencari uang dengan menulis? Adakah orang zaman ini yang benar-benar hidup dari menulis? Maksudnya kalau tidak menulis benar-benar tidak bisa makan? Ada yang demikian?
Aku tidak demikian.
Saat kalian membaca tulisan ini atau mendengarnya, aku mungkin sudah lulus S1. Kini aku adalah seorang pekerja serabutan. Menggarap ladang aku tekuni, mencari rumput untuk kambing kulakukan, bersihkan kuburan tanpa dibayar juga kukerjakan, dan pada siang atau jelang sore aku menulis.
Aku membaca, menulis, dan upload. Harapannya sih bisa mendapatkan pundi-pundi penghasilan tambahan dari mengerjakan hobi ini. Tapi yah itu tadi, bermutu atau tidak bermutu ya? Apakah pointnya di sana? Nah itu, mari kita renungkan!
..............................................................................................................................................
Pernahkan kalian membaca tulisan Ellen deGeneres yang judulnya: Serieously, I’m Not Kidding? Tulisan itu cukup booming, sangat larislah, dan tentu saja populer serta mendatangkan UANG, bagi Ellen dan sekutu sepermainannya. Eh, kalau kalian lihat tulisan itu cobalah bertanya, masih berlakukah tuntutan bermutu seperti yang diajarkan para profesor itu? Kalau aku sih ya, prinsipnya gini: kalau Ellen bisa, mengapa aku tidak? Kalau dia bisa, kenapa aku tidak? Titik.
Aku lebih senang membuat karya yang membahagiakan diri seperti yang Ellen lakukan itu dari pada membuat penelitian ilmiah yang habis jutaan lantas menghasilkan ratusan ribu rupiah sebagai keuntungan, itupun kalau majalah jurnal ilmiah atau semacamnya sudi memuat tulisan anda.
Anyway, saya PD aja. Maaf bagi yang tidak suka dan yang suka ya. Aku perlu kalian semua untuk buatku makin berkembang. Oya, tadi kubaca tentang ajaran Ayu Utami dalam hal menulis dari Kompas Sabtu, 5 September 2015.  Menarik sekali dan kuaminkan dalam-dalam. Itulah yang cucuk bagi hatiku. Itulah bermutu. Trims bgt tante Ayu Utami. Aku kan segera selesaikan seluruh karyamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar