Jumat, 25 September 2015

Tugas Plato untuk Sophie



Puisi 18 September 2015
Tugas Plato untuk Sophie

Satu kali waktu Sophie berhasil menemui jiwa Plato yang melayang-layang di langit Norwegia.
Saat pertemuan berlangsung tiba-tiba saja rumah Sophie jadi seperti kompleks kuil Athena.
Plato hadir bersama Sokrates ibarat Dewi Quan Im bersama budak wanitanya.
Salam mulia diucapkan Plato meski Sokrates terus membisu.
Sophie mencoba menjawab salam sulit tersebut.
“Sophie, aku punya tugas untukmu. Kau harus jawab dengan presisi sebelum pak Sokrates membuka peluang untuk curcol denganmu.”
Sophie mengangguk setuju, “Akan kujawab saat ini juga. Aku tidak oon-oon amat!”
Lanjut Plato antusiastik, “Baik. Pertama, mengapa kamu terlahir sebagai perempuan? Mengapa semua jerapah lehernya panjang? Mengapa Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945? Mengapa Korea Utara dan Iran mengembangkan bom nuklir?”
Sophie tertunduk geli. Pertanyaan yang nampak amat mudah. Plato seakan sedang melecehkan intelektualitas Sophie.
“Oke mas Plato, jawabannya sangat mudah. Jawaban paling presisi terkandung dalam pertanyaan mengapa dasar paling fundamental kehidupan manusia adalah ekonomi?”
Sokrates menimpal, “Sophie, kau ini kurang ajar sekali ya jadi orang! Ada orang tanya malah ganti tanya!”
Sophie terdiam terpaku sambil menahan tawa yang ingin meledak. Plato tersenyum bahagia. Sokrates putus asa.
Kembalinya ekonomi dan konflik hati manusia membuat orang ingin selalu bahagia. Manusia terlahir untuk kebaikan. Ia ingin selalu berbuat baik. Sayangnya banyak orang tidak tahu lagi apa itu baik dan bukan baik. Yang disangka baik adalah bukan baik. Relativisme kebaikan telah meracuni karena absolusitas kebaikan mulai diragukan.
Plato seakan makin bijak sedang kebijaksanaan Sokrates mulai mati. Ia yang enggan menulis buku meninggalkan warisan ndlemingan. Ada yang menganggap khotbah Sokrates adalah ndleming jaman baru.
Plato ingin semakin tertawa.
Roh dan jiwa Plato menari Waltz bersama Sophie. Sokrates tak punya teman. Lalu akhirnya kisah ini ditutup oleh tarian bisu Sokrates. Tarian ini mengilhami model gerak-gerik orang Asia jaman baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar