Puisi 18 September 2015
Tugas
Plato untuk Sophie
Satu kali waktu Sophie berhasil menemui jiwa Plato yang melayang-layang
di langit Norwegia.
Saat pertemuan berlangsung tiba-tiba saja rumah Sophie jadi seperti
kompleks kuil Athena.
Plato hadir bersama Sokrates ibarat Dewi Quan Im bersama budak wanitanya.
Salam mulia diucapkan Plato meski Sokrates terus membisu.
Sophie mencoba menjawab salam sulit tersebut.
“Sophie, aku punya tugas untukmu. Kau harus jawab
dengan presisi sebelum pak Sokrates membuka peluang untuk curcol denganmu.”
Sophie mengangguk setuju, “Akan kujawab saat ini
juga. Aku tidak oon-oon amat!”
Lanjut Plato antusiastik, “Baik. Pertama, mengapa
kamu terlahir sebagai perempuan? Mengapa semua jerapah lehernya panjang?
Mengapa Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945? Mengapa Korea Utara dan Iran
mengembangkan bom nuklir?”
Sophie tertunduk geli. Pertanyaan yang nampak amat
mudah. Plato seakan sedang melecehkan intelektualitas Sophie.
“Oke mas Plato, jawabannya sangat mudah. Jawaban
paling presisi terkandung dalam pertanyaan mengapa dasar paling fundamental
kehidupan manusia adalah ekonomi?”
Sokrates menimpal, “Sophie, kau ini kurang ajar
sekali ya jadi orang! Ada orang tanya malah ganti tanya!”
Sophie terdiam terpaku sambil menahan tawa yang ingin
meledak. Plato tersenyum bahagia. Sokrates putus asa.
Kembalinya ekonomi dan konflik hati
manusia membuat orang ingin selalu bahagia. Manusia terlahir untuk kebaikan. Ia
ingin selalu berbuat baik. Sayangnya banyak orang tidak tahu lagi apa itu baik
dan bukan baik. Yang disangka baik adalah bukan baik. Relativisme kebaikan
telah meracuni karena absolusitas kebaikan mulai diragukan.
Plato seakan makin bijak sedang
kebijaksanaan Sokrates mulai mati. Ia yang enggan menulis buku meninggalkan
warisan ndlemingan. Ada yang
menganggap khotbah Sokrates adalah ndleming
jaman baru.
Plato ingin semakin tertawa.
Roh dan jiwa Plato menari Waltz
bersama Sophie. Sokrates tak punya teman. Lalu akhirnya kisah ini ditutup oleh
tarian bisu Sokrates. Tarian ini mengilhami model gerak-gerik orang Asia jaman
baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar