Latihan Menulis 23 Oktober 2015
Belajar dari AS. Laksana 1
Daftar
Metafora
Menulis metafora memudahkan hati
buat ungkapin kegundahannya. Bila ragu karena masalah etika, metafora memberi
jalan mulus bagi kebinalan-kebinalan yang mungkin kalau diungkapkan secara
langsung bisa menimbulkan polemik.
Di sini aku belajar bermetafora,
mengungkapkan suatu hal dengan perumpamaan atau istilah lain yang konotatif.
Semisal sedang lapar, baiklah kukatakan: ada kupu-kupu menari di rongga perutku
yang mulai membusuk.
Contoh lain: Melihat arloji buatku
terbawa ke kandang pitbull kelaparan; Qatar, padang impian berpasirkan emas,
permata, dan oase hitam; Aku ingin terbang ke Dubai untuk menari Unta Arabian.
Kosong tanpa isi dan isi tanpa isi kosong; Berpikir membuat otak mengerut
hingga kanker tak berani menjamah. Kanker berhasil melarikan diri setelah
dikhianati sistem kekebalan tubuh; Masakan ibu dan tetangga-tetanggaku adalah
surgawi; dan seterusnya.
Disiplin
Menulis
Bangun tidur langsung buka gadget
untuk update informasi. Setelah itu beri informasi stensilan baru kemudian
menulis. Ini adalah langkah awal. Disiplin menulis perlu terus dikembangkan.
Kebaikan ini bisa dipicu dengan penyegaran pikiran terlebih dahulu.
Menyegarkan
Pikiran, Sak Nomer Dhisik
Mendengarkan musik, mencatat
liriknya, mengartikan maknanya, adalah cara saya menyegarkan pikiran. Oke, sak
nomer dhisik, demikianlah saya meminjam istilah seorang budayawan. Lagu-lagu
ada tak terbatas untuk memuaskan hasrat tanpa batas. Lantunan musik sejak zaman
Aphroditte hingga Justin Bieber tersedia gratis di youtube, tinggal pakai.
Kalau aktivitas yang paling bisa
menyegarkan pikiran adalah jalan-jalan keliling kota. Kegiatan ini disebut
mfugue. Ngabuburit membuat mata dan hati mengerti realita, penyiksaan ilahi
atas ternak manusia. Banyak inspirasi bisa didapat dari sana. Ayat-ayat Tuhan
misalnya, selalu muncul sejenak-sejenak di dinding kumuh sudut kota Jogja yang
penuh dengan dleweran sesuatu. Ide intuistik juga sering muncul dari sekat
antar komputer di warnet. Makin tinggi dinding penyekat, makin banyak makna
yang bisa digali. Makna itu muncul diantara sisa-sisa klinyit, amis serta
lengket kolong privasi yang sedang dinikmati warneters.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar