Menolak
Lupa #IndonesiaUnite
Essay 30 Oktober 2015
KAMI TIDAK TAKUT adalah bagian dari
#IndonesiaUnite. Kata unite harus diucapkan seperti Charlie Chaplin dalam The
Great Dictator. Ketegasan dan tekad terus digalakkan untuk Indonesia bersatu.
Bersatu tanpa rasa takut, bukan berarti berani dalam segala hal. Baiklah ‘tidak
takut’ menjadi dasar Indonesia bersatu #IndonesiaUnite!!!
Siapa yang ingat hashtag itu? Dulu
pernah menjadi tranding topik yang menyedot mata internasional ke Indonesia,
juga menaikkan laba Twitter, dan yah secara retoris mampulah membawa perubahan
bagi bangsa Indonesia.
Orang di balik layar #IndonesiaUnite
adalah Pandji Pragiwaksono, calon mentri pendidikan atau ekonomi kreatif lah.
Setidaknya saya yang dukung mula-mula dengan postingan ini.
Lihat bahwa media sosial mampu
mempengaruhi perilaku suatu masyarakat. Lihat bahwa perubahan bisa ditimbulkan
hanya dengan twit ini twit itu. Apapun itu, ketika mulut mengucapkan sesuatu
dan orang lain mendengar, di sana ada perubahan. Postingan ini misalnya, bisa
jadi akan digunakan orang sebagai semacam bible
untuk mendasari suatu revolusi di masa depan. Suatu manifesto, eh bisa
jadi!
Ada kuasa di balik kata-kata. Inilah
yang ingin saya dengungkan saat ini khususnya terkait dengan #IndonesiaUnite.
Ayo hidupkan lagi semangat ini!!! Dengan menulis postingan optimistik tentunya.
Bila bacaan kita optimistik, pastilah akan mempengaruhi perilaku jadi lebih
optimistik. Pasti!
Berani bersuara adalah tolok ukur
paling rendah, paling mudah, dan paling praktis pada era media sosial seperti
sekarang ini. Orang tak perlu berebut memasukkan artikel ke koran kalau ingin
diketahui idenya oleh orang lain. Bukankah pointnya memang di sana? Jadi, kita
yang tidak punya standing akademik, tak perlu risau lagi untuk menyuarakan
OPINI kita, hahahahhahahahahahh lol
Baik. Saya ngomong begini atau
begitu adalah demi Indonesia yang lebih baik. Saya sedang terus membangun
kepercayaan bahawa Indonesia bisa, setidaknya saya dulu yang bisa. Memantaskan
diri dan mensukseskan diri untuk meraih satu cita-cita sudah berkontribusi
besar untuk #IndonesiaUnite. Just like kata-kata motivator itulah.
Saya berani berpendapat, saya berani
beropini, berkata dengan bebas dengan media seperti ini untuk Indonesia dengan
menghidupkan kembali ruh #IndonesiaUnite. Mengapa tidak?
Saya sangat berharap bahwa ide ini
tidak hanya mengubah hidup saya tapi juga hidup orang lain. Tawaran saya
misalnya adalah penyadaran sisi negatif diri, yaitu usaha untuk otentik dan
eksis dengan segala keberadaan diri yang apa adanya. Baru setelah tahu segala
realita yang kemungkinan besar berisi kemunafikan-kemunafikan itu, orang akan
bisa berkembang menuju kesuksesan yang sebenarnya. Bahasa saya adalah dengan
menanggalkan topeng kepribadian. Anyway.
#IndonesiaUnite!!! Ucapkan selantang
sang dictator Charlie Chaplin! Ucapkan dengan penuh keyakinan bahwa aku bisa,
kamu bisa, Indonesia bisa!
Mulailah bertindak! Aku juga sudah
bertindak setidaknya dengan menulis seperti ini. Menjalankan kewajiban
sehari-hari sambil terus mencicil mimpi besar untuk berubah misalnya kalau
praktis nih, berusaha untuk jadi makin kaya dengan usaha ini itu asalkan halal.
#IndonesiaUnite tidak takut dengan
arus investor luar negri yang dalam tanda kutip menebarkan jiwa inlanderis pada
jutaan tenaga kerja yang mereka serap.
#IndonesiaUnite tidak takut untuk
kreatif, mengisi waktu luang dengan menulis optimistik dari pada melamun,
mengisi saat kosong dengan kerja sampingan yang mendatangkan keuntungan
finansial.
#IndonesiaUnite tidak takut untuk
buang sampah pada tempatnya.
#IndonesiaUnite semangat untuk
hidup, hidup semangat, postur tubuh berwibawa, pakaian rapi, menyisir rambut,
berkata sopan nan lembut, mata tidak jelalatan, rajin beribadah, rajin
menjalankan sunnah, tidak bolos, menepati target posting karya ke medsos, dan
lain-lain.
#IndonesiaUnite berkontribusi pada
negara dengan menuliskan ide-ide pembangunan dan mengirim ke email anggota DPR,
DPC parpol, ormas ini itu, LSM, dll.
#IndonesiaUnite memastikan diri
tidak jadi beban negara dengan rajin bekerja sehingga tidak perlu ikut serta
sebagai peserta jaminan sosial ini itu. Mari jari warga kelas menengah yang
hidup tanpa hutang. Mari jadi warga kelas menengah dengan usaha tekun untuk
mencetak uang, syukur jadi pengusaha kecil yang membesar. Mari jadi kelas
menengah karena dengan begitu, kelas bawah akan terangkat dengan sendirinya.
#IndonesiaUnite mari lepas dari
jerat rawan miskin dengan memiliki aset minimal dua miliar rupiah per kepala.
Bila ada empat orang dalam keluarga anda, maka perlu delapan miliarlah untuk
menjami bahwa anda takkan pernah jatuh miskin.
#IndonesiaUnite memiliki standar
kemapanan ekonomi yang mendatangkan penghasilan pasif.
#IndonesiaUnite mampu hidup
secukupnya: pengeluaran setahun ≤ 50% penghasilan pasif per tahun.
#IndonesiaUnite sadar prioritas,
mana yang perlu dan belum perlu. Mana yang mendesak dan yang belum. Kalau belum
punya fundamental ekonomi yang adekuat, ya jangan ingin yang aneh-aneh
(misalnya menikah, jeng jeng).
#IndonesiaUnite dasar fundamental
ekonomi mikro adekuat adalah kepemilikan minimal dua miliar rupiah per kepala
karena dengan demikian bisa hidup secukupnya dari pendapatan pasif bunga
deposito.
#IndonesiaUnite
ah tidak sesederhana itu mas bro
#IndonesiaUnite
bro, kamu kayaknya salah konsep deh, #IndonesiaUnite tuh ga gitu. Ide itu mah
cuma buat mu aja! Masa ga nikah kalau ga punya dasar fundamental itu???!!!
#IndonesiaUnite saya makin senang
bila banyak orang yang ga setuju agar saya bisa belajar dari perspektif yang
berbeda-beda. Kondisi keluarga saya tentu mempengaruhi bro sis sekalian. Saya
juga kurang mengerti siklus hidup para pekerja di Jakarta.
#IndonesiaUnite maaf bro sis
sekalian. Saya masih miris dengan sistem inlanderis.
#IndonesiaUnite mungkin saya yang
perlu belajar dengan gabungkan diri dalam sistem inlanderis itu. Tapi saya ini
petani di desa terpencil di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Saya bisa hidup
sederhana dan cukup dengan bercocok tanam seperti ini. Jujur saja, mimpi besar
untuk ingin ini itu sudah sekian lama saya urungkan. Prinsip dasar fundamental
ekonomi mungkin memang cuma buatku ya bro sis.
#IndonesiaUnite enaknya jadi tani
apa coba? Banyak waktu luang buat nulis di blog lah, facebook lah, bikin video
untuk youtube dan instagram lah. Ya memang benar, saya bisa begini karena
faktor x yaitu kemapanan orang tuan yang yah cukuplah untuk hidup sehari-hari
begini. Dan lagi, faktor x yang lain adalah orang tua punya sawah untuk saya
garap. Faktor x lagi, saya hanya dua bersaudara dengan kakak perempuan saya
yang sudah menikah dan hidup mapan dengan suaminya.
#IndonesiaUnite kalau melihat faktor
x memang seakan dunia tidak adil. Tapi dari kalian pasti banyak juga kan yang
punya faktor x. Ayolah omong yang sebenarnya saja! Aku ingin omong-omong
praktis sama kalian-kalian yang punya faktor x.
#IndonesiaUnite faktor x adalah
dasar yang lebih fundamental dari pada dasar fundamental ekonomi sebagaimana
telah saya jelaskan.
#IndonesiaUnite kalau boleh jujur
ya, banyak orang yang katanya berhasil atau sukses itu kan karena faktor x!?!?
Karena sudah tidak mikir untuk makan sehari-hari pada intinya. Inilah faktor x
yang jelas tidak dimiliki kaum pekerja di perantauan misalnya.
#IndonesiaUnite dunia sungguh tidak
adil yah!
#IndonesiaUnite tapi saya ingin
sukses dan berhasil dalam mewujudkan cita-cita ini tanpa faktor x. Toh saya
tahu, faktor x tidak berfungsi lebih kecuali menjamin saya bisa makan tiap hari
tanpa rasa khawatir.
#IndonesiaUnite bisa makan tiap hari
tanpa rasa khawatir misalnya kalau uang habis gimana?
#IndonesiaUnite kalau kebutuhan fisiologi
dasar ini terpenuhi, maka kebutuhan lain yang lebih sekunder dan tersier
seperti prestasi ini itu, pasti mudah saja untuk diraih.
#IndonesiaUnite sekian dulu. Lain
kali kan saya lanjutkan dengan topik lain.
#IndonesiaUnite jujur saja untuk
masa-masa ini saya masih berjibaku dalam pergumulan dengan faktor x dan dasar
fundamental ekonomi.
#IndonesiaUnite trimakasih, tks,
mauliate, matur nuwun, hatur nuhun, grasias, danke schoon, viele dank.
#IndonesiaUnite horas! Rahayu!
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar