Puisi 12 Oktober 2015
Mardi
dan Masiroh
Selepas menikah dengan Agus, Masiroh lega, “Akhirnya selesai sudah derita
itu.”
Tak sampai 3 hari, Agus dan Masiroh cerai.
Memang begitu persetujuannya.
Sebagaimana Agus, Masiroh sudah punya rencana brilian untuk hari depan.
Mardi, dialah satu-satunya tumpuan hidup Masiroh.
Harapnya, “Semoga mas Mardi tak seperti Agus.”
Agus memang lelaki gak mutu.
Kerjaan tak ada tapi berani kawini Masiroh. Banyak sih yang gitu.
Masalahnya, jabang bayi Masiroh mesti punya bapak. Gagasan klasik!
Setidaknya sebentar aja. Apa sih!
Mardilah yang harus jadi bapak si jabang bebi.
Buat kibulin jabang bebi kelak kalau tumbuh dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar