Puisi 13 Oktober 2015
Pesta
Melarat
kepala jawatan daerah eks kekuasaan mataram saban hari suka berpesta
diam-diam, hidangan khas selalu tersaji, didatangkan khusus dari
alun-alun pakualaman
ada daging emprit, semur kobra, sate garangan,
tongseng anjing alias sengsu, tokek bakar, biawak asam manis, dan paling
ekstrem ada kucing bakar
kepala jawatan suka sekali nonton live show adegan genting ketika
penjagal urung menyembelih kucing kucing hidup lantas ditusuk begitu saja dari
bokong mungilnya sampai tembus mulut
si kucing yang belum mati lalu dibakar hidup-hidup di atas kompor gas
sampai benar-benar mati
dengan begitu tak perlu lagi cabutin bulu
kalau sudah matang kulit si kucing, tinggal robek perut buat singkirkan
jeroan
daging kucing siap diolah
dulu, pesta makan kucing disebut ‘perayaan kemiskinan’
sekarang, orang kaya nan gendheng yang merayakan
kadang, kucingnya bawa sendiri
ras kucing menunjukkan status ekonomi penikmat daging kucing
tentu saja, kepala jawatan tidak membawa kucing kampung, tidak juga
kucing persia
ia bawa kucing hitam, import dari Baltimore, AS
kucing hitam itu konon diselundupkan turis pakai koper
sang pemilik tak tahu kalau kucing hitamnya hengkang
segelap bulu si kucing, kasus penculikan itu tak pernah terungkap
turis juga masih gelap, ia tak pernah kelihatan lagi
turis penyelundup yang sebenarnya pasti sudah mati
tak mungkin masih hidup, harus sudah mati
begitulah cara terbaik tuk sembunyikan hengkangnya si kucing hitam
sampai akhirnya si kucing hitam sudah berupa tongseng, sate, dan gulai
sang pemilik, kepala jawatan, arwah si kucing, turis
tak dikenang lagi
Untuk Wiji Thukul dan Pesta
Kemiskinan yang pernah disaksikannya.
Juga untuk Poe yang kematiannya
masih misteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar