Essay
16 Oktober 2015
Mengenal
Psikologi Klinis
Psikologi klinis
merupakan cabang ilmu psikologi yang berfokus pada permasalahan klinis dalam
menjelaskan perilaku manusia. Psikologi klinis menjelaskan perilaku manusia
berdasarkan sudut pandang klinis. Perilaku manusia adalah segala hal yang
dilakukan manusia baik berupa perilaku kasat mata dan perilaku tak kasat mata
seperti berpikir. Psikologi klinis pada umumnya dentik dengan psikoanalisis
maupun neurosains. Hal tersebut tidak selalu benar. Pada intinya psikologi
klinis ingin menjelaskan perilaku secara klinis yang identif dengan biologis
(Prawitasari, 2011).
Penjelasan seputar
psikologi klinis rasanya masih kurang dapat diterima secara filsafat. Lantas,
apa yang bukan psikologi klinis? Bukankah seluruh cabang psikologi juga klinis?
Akhirnya secara filosofis definisi operasional tersebut tidak lagi menjadi
point dalam diskursus psikologi klinis yang akan dilakukan. Psikologi klinis
akhirnya didefinisikan secara operasional menjadi cabang ilmu psikologi yang
secara khusus bergerak dalam bidang penelitian seputar gangguan perilaku (APA,
2007). Gangguan perilaku secara umum ada dalam semua cabang ilmu psikologi.
Dengan demikian, psikologi klinis tidak lagi memerlukan batasan diskursus
antara klinis dan bukan klinis.
Penelitian ini ada
dalam konteks psikologi klinis ketuhanan. Dengan demikian penelitian ini akan
berfokus pada normalitas atau abnormalitas perilaku yang terkait dengan
spiritualitas ketuhanan yang dijalankan para responden. Terma normal lebih
tepat dikatakan sebagai sesuai order.
Perilaku normal berarti bahwa perilaku tersebut teratur dan tidak kacau
sebagaimana order atau perintah-perintah dari sistem syaraf pusat (Faal). Dalam
bahasan psikoanalisis, perilaku yang normal atau sesuai order adalah perilaku
yang dilakukan dengan kesadaran penuh. Inilah inti ajaran psikoanalisis Freud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar