Minggu, 11 Oktober 2015

Tentang Kompensasi



Essay 9 Oktober 2015 edited 12 Oktober 2015
Tentang Kompensasi

Mengapa akhir-akhir ini saya senang menulis tentang kompensasi?
Karena saya juga sedang melakukan kompensasi. Saya sedang berproyeksi. Tulisan merupakan proyeksi kegelisahan manusia. Saya sedang mengkompensasi satu dua hal dengan menulis ini itu. Segala tulisan ini seakan jadi omong kosong bila akar kompensasi diketahui.
Mengapa berkompensasi?
Kecemasan. Cemas karna mungkin tidak mampu melakukan suatu tindakan nyata. Cemas karena tak mampu memecahkan masalah real sehari-hari. Cemas karena tak mampu menyelesaikan persoalan yang sebenarnya sepele.
Sekarang kita lihat contoh, seorang yang memiliki belasan gelar akademik namun enggan menyebutkan usia kronologisnya. Ilmu psikologi pasti curiga. Orang tersebut pasti memiliki neurotisisme tertentu. Pengejarannya atas gelar-gelar akademik selama ini bisa jadi merupakan kompensasi atau usaha menutupi suatu neurotisisme dalam hidupnya.
Mengapa seseorang malu menyebutkan usianya?
Karena tidak lagi muda. Karena merasa terlambat dalam beberapa hal. Karena menyesali hal tertentu. Karena ini itu yang kemungkinan besar neurotik.
Mengapa bisa neurotik?
Usia merupakan suatu hal yang wajar untuk dimiliki manusia. Sebagaimana pria yang telah menikah, wajar bila memiliki istri. Pabila seorang suami enggan menyebutkan nama istrinya, tentu ada hal yang salah karna di lain pihak, pesta pernikahan merupakan gelaran publik. Informasi usia juga merupakan gelaran publik misalnya melalui biografi-biografi singkat di wikipedia. Kalau ada hal wajar namun ditutup-tutupi, itulah salah satu bagian neurotisisme alias patologi of everyday life.
Dalam kasus penyandang belasan gelar akademik itu tadi, mekanisme pertahanan diri kompensasi atau menutup-nutupi suatu hal nampak tidak terlalu berdampak buruk. Toh ia bisa meraih belasan gelar itu. Apa salahnya? What’s wrong with that? Mekanisme pertahanan diri memang selalu diperlukan pada taraf tertentu. Jadi, bila dia masih menutupi informasi usianya, tidak masalah. Apa juga untungnya buat kita bila tahu berapa usianya!
Kompensasi menjadi masalah bila tidak berlanjut pada mekanisme reaksi formasi. Penyandang belasan gelar itu sampai pada reaksi formasi yaitu usaha melakukan kompensasi dengan cara konstruktif, membangun, dan menguntungkan (misalnya secara ekonomi). Jadi, ungkapan what’s wrong with that telah menemukan reasonnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar