Essay 9 Oktober 2015 edited 12 Oktober 2015
Tentang
Kompensasi
Mengapa akhir-akhir ini saya senang menulis tentang kompensasi?
Karena saya juga sedang melakukan
kompensasi. Saya sedang berproyeksi. Tulisan merupakan proyeksi kegelisahan
manusia. Saya sedang mengkompensasi satu dua hal dengan menulis ini itu. Segala
tulisan ini seakan jadi omong kosong bila akar kompensasi diketahui.
Mengapa berkompensasi?
Kecemasan. Cemas karna mungkin tidak
mampu melakukan suatu tindakan nyata. Cemas karena tak mampu memecahkan masalah
real sehari-hari. Cemas karena tak mampu menyelesaikan persoalan yang
sebenarnya sepele.
Sekarang kita lihat contoh, seorang
yang memiliki belasan gelar akademik namun enggan menyebutkan usia
kronologisnya. Ilmu psikologi pasti curiga. Orang tersebut pasti memiliki
neurotisisme tertentu. Pengejarannya atas gelar-gelar akademik selama ini bisa
jadi merupakan kompensasi atau usaha menutupi suatu neurotisisme dalam
hidupnya.
Mengapa seseorang malu menyebutkan
usianya?
Karena tidak lagi muda. Karena merasa
terlambat dalam beberapa hal. Karena menyesali hal tertentu. Karena ini itu
yang kemungkinan besar neurotik.
Mengapa bisa neurotik?
Usia merupakan suatu hal yang wajar
untuk dimiliki manusia. Sebagaimana pria yang telah menikah, wajar bila
memiliki istri. Pabila seorang suami enggan menyebutkan nama istrinya, tentu
ada hal yang salah karna di lain pihak, pesta pernikahan merupakan gelaran publik.
Informasi usia juga merupakan gelaran publik misalnya melalui biografi-biografi
singkat di wikipedia. Kalau ada hal wajar namun ditutup-tutupi, itulah salah
satu bagian neurotisisme alias patologi of everyday life.
Dalam kasus penyandang belasan gelar
akademik itu tadi, mekanisme pertahanan diri kompensasi atau menutup-nutupi
suatu hal nampak tidak terlalu berdampak buruk. Toh ia bisa meraih belasan
gelar itu. Apa salahnya? What’s wrong with that? Mekanisme pertahanan diri
memang selalu diperlukan pada taraf tertentu. Jadi, bila dia masih menutupi
informasi usianya, tidak masalah. Apa juga untungnya buat kita bila tahu berapa
usianya!
Kompensasi menjadi masalah bila
tidak berlanjut pada mekanisme reaksi formasi. Penyandang belasan gelar itu
sampai pada reaksi formasi yaitu usaha melakukan kompensasi dengan cara
konstruktif, membangun, dan menguntungkan (misalnya secara ekonomi). Jadi,
ungkapan what’s wrong with that telah
menemukan reasonnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar