Senin, 26 Oktober 2015

Pengantarnya Pengantar Diskursus Ketuhanan



Essay 16 Agustus 2015
Pengantarnya Pengantar Diskursus Ketuhanan

Terma agama, spiritualitas, dan religiusitas dalam penelitian ini menjurus pada perilaku manusia untuk mempercayai hal-hal bersifat religius seperti berdoa, praktik tradisi ritual-ritual, maupun kepercayaan kepada Tuhan beserta atribut-atribut yang dimiliki oleh oknum Tuhan tersebut (Adams, 1995 dalam James & Wells, 2003). Agama sendiri sering merujuk pada institusi yang mewadahi spiritualitas tertentu. Contoh agama misalnya Islam, Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, dan lain-lain. Dalam konteks Indonesia, agama tradisi disebut sebagai kepercayaan. Contoh kepercayaan adalah Ngesthi Kasampurnan, Umat Pran-soeh,  Kaweruh Hak 101, dan lain-lain.
Ketuhanan semitik merupakan konsep ketuhanan yang dianut bangsa semit di wilayah Timur Tengah yang berbahasa Arab. Konsep ketuhanan ini berakar dari tradisi masyarakat setempat yang kemudian banyak diadaptasi dalam Judaisme atau agama Yahudi. Fromm (2011) menyatakan bahwa konsep ketuhanan semitik tidak memandang Tuhan sebagai apa atau siapa. Tuhan lebih dipandang sebagai manifestasi perbuatan ilahi, bentuk cinta, kerahiman, keadilan, hukuman, dan lain-lain. Demikianlah tradisi semitik dalam berketuhanan yang dapat ditemukan dalam kitab-kitab agama Yahudi (Fromm, 2011).
Cara memandang Tuhan dalam tradisi semitik menampakkan kemiripan dengan pola umum konsep ketuhanan masyarakat arkais atau masyarakat purba (Eliade dalam Pals, 2012). Kemiripan ini makin samar ketika helenisasi digencarkan oleh Alexander Agung dari Makedonia (Gaarder, 2006). Sampai di sini dapat ditemukanlah dua konsep utama manusia dalam memandang Tuhan yaitu berorientasi pada zat dan nonzat. Tradisi konsep ketuhanan masyarakat arkais yang nonzat digeser oleh tradisi helenisme yang ingin menguak zat Tuhan. Dua kecenderungan ini akan selalu nampak dalam agama-agama (Armstrong, 2015) dan juga tradisi konsep ketuhanan dalam konteks budaya Jawa.
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau agama lokal di Indonesia dilindungi oleh Pancasila sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Adapun sila pertama Pancasila tersebut terimplementasi dalam Himpunan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di bawah Direktorat Binyat Dirjen Kebudayaan Depdikbud RI (Prawirohardjono, 2006). Selain itu, implementasi sila pertama Pancasila juga terwujud dalam jaminan perlindungan hukum warga penghayat sesuai dengan Peraturan Mendagri Nomor 33 Tahun 2013 tentang Pedoman Pendaftaran Organisasi Kemasyarakatan Dilingkungan Kemendagri dan Pemda (Sumikan & Rories, 2013).
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan salah satu kearifan lokal agama asli bangsa Indonesia (Riyanto et al, 2015). Agama asli bangsa Indonesia merupakan kepercayaan spiritual yang diyakini memiliki akar otentik dari kebudayaan atau tradisi masyarakat setempat (Soesilo, 2005; Dwiyanto, 2011). Otentisitas ini masih diperdebatkan karena ajaran spiritual lokal Indonesia juga memiliki kemiripan dengan ajaran Islam, Hindu, maupun Buddha (Soesilo, 2005; Chodjim, 2013; Chodjim, 2014; Chodjim, 2014).
Contoh kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain Paguyuban Ngesthi Tunggal di Yogyakarta, Budi Utomo di Sleman, Persatuan Warga Sapta Darma di Yogyakarta (Dwiyanto, 2011), Umat Pransoeh di Muntilan (Wasito, 1961), Ngesthi Kasampurnan di Magelang (Prawirohardjono, 2006), Kaweruh Hak 101 di Cilacap (Sumikan & Rories, 2013), dan lain-lain.
Kaweruh Hak 101 merupakan salah satu organisasi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi Kaweruh Hak 101 beralamat di di Jl. Kapiwara RT 001, RW 007, Desa Ayam Alas, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah 53282. Komunitas Kaweruh Hak 101 telah terdaftar sebagai Ormas berbadan hukum dengan Akta AHU-221.AH.02.01/2008 Nomor 20.-/04 September 2013 (Sumikan & Rories, 2013).
Kaweruh Hak 101 memiliki dua ajaran pokok ketuhanan yang termaktub dalam sembahyangan sarasehan dan lagu Sabda Palon (Sumikan & Rories, 2013). Ajaran pokok ketuhanan sebagaimana dalam sembahyangan antara lain. Ajaran pokok ketuhanan sebagaimana dalam lagu Sabda Palon antara lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar