Senin, 26 Oktober 2015

Romeo, Juliet, dan Saya



Essay sastra 21 Oktober 2015
Romeo, Juliet, dan Saya

Bersyukurlah Romeo dan Juliet sebab tak perlu memerangi orang ketiga macam saya. Kisah mereka sudah terkenal sepanjang masa. Akhir cinta yang diakhiri dengan kematian. Bunuh diri seperti menjadi solusi atas permasalahan hidup yang tengah digeluti.
Lugas saja, andai kita-kita jaman sekarang, ditengah arus pergumulan masalah hidup tak terperi, mengakhiri cerita dengan bunuh diri, akan tenarkah kisah kita sebagaimana drama Romeo dan Juliet? Sebelum lanjut, this is freedom writer, remember? Tak ada dosa, this is just writing, a binal idea. Baik, jawabannya adalah ya.
Misalnya saya sendiri, bila tak kuat lagi hadapi masalah hidup lalu bunuh diri, bisa saja kisahku ini mendunia nan melegenda seperti Romeo dan Juliet. Syaratnya? Nah, ini yang terpenting. Syaratnya adalah tulisan. Aku perlu menuliskan kisahku dengan baik, bahkan melebihi gaya Shekespiere. Bayangkan dulu tulisan itu, kisah seorang jomblo pengangguran, hidup ngenes dalam kesendirian, akhirnya mati gantung diri, usai panen musim ceri.
Dream beyond the wildest dream. Why not? If, I can realize it step by step however I can’t finish it but, I can make the first step, cz I know that I’ll be guided by the unvisible hand of gods.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar