Essay
16 Oktober 2015
Kajian
Sporadis Singkat Teknik Proyektif
Data wawancara dalam
konteks teknik proyektif psikologi klinis cenderung tidak memiliki validitas
deskriptif. Lebih tepat bila dikatakan bahwa point utama dalam narasi klinis
hampir tidak mungkin diperoleh berdasarkan paparan narasi responden secara
deskriptif dalam wawancara. Data deskripsi dalam wawancara harus ditransformasi
ke taraf interpretif (Bellak & Abrams, 1997).
Transformasi data ke
taraf interpretif memungkinkan peneliti klinis untuk menarik pesan makna yang
sebenarnya sebagaimana ingin disampaikan responden. Pesan makna sebenarnya
tersebut seringkali tertutup oleh selubung-selubung ketidaksadaran baik berupa
MPD (mekanisme pertahanan diri), kecemasan-kecemasan, dinamika id, dinamika
superego, dan lain-lain (Bellak & Abrams, 1997). Dengan demikian,
penelitian ini akan menghasilkan deskripsi narasi penghayatan ketuhanan para
responden secara interpretif.
Sisi subyektifitas
peneliti tidak dapat dielakkan dalam perolehan dan pembahasan data.
Subyektifitas peneliti sangat berperan misalnya dalam observasi dimana
seseorang cenderung memusatkan perhatian secara selektif (Huffman, Vernoy,
& Vernoy, 2000). Proses observasi akan sangat mempengaruhi juga dalam
proses analisis data misalnya dalam transformasi data dari level deskriptif
menuju level interpretif (Bellak & Abrams, 1997). Penelitian kualitatif
memang tidak dapat dihindarkan dari subyektifitas peneliti namun demikian hal
ini dapat diatasi dengan selalu memijakkan analisis pada fakta-fakta yang
diperoleh di lapangan (Creswell, 2014; Abt & Bellak, 1959).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar