Kamis, 19 November 2015

Andai Nisan Bisa Omong



Puisi 3 Oktober 2015
Andai Nisan Bisa Omong

Wahai para mayat, sabarlah bila kau bertumpuk-tumpuk di bawah sana!
Nikmatilah kebersamaanmu!
Mereka telah kubisiki agar penguburan di sini diselang-seling, jangan satu lahat dikuburkan lelaki saja atau perempuan saja.
Sekarang kalian bertujuh.
Sudahlah, bersenang-senanglah!
Hukum percabulan tak berlaku lagi di sini!
Sudah tak ada lagi yang namanya zinah!
Ayo!! Rame-rame!! Keburu matahari terbit!

Hei Sugeng! Tua Bangka kau ini! Kamu suka gadis kecil kan dulu! Ayoh, ini ada Camelia!
Hahahahha,,,, kali ini kau tak bisa kemana-mana! Tembakan Sugeng pasti lebih nikmat. Tenang saja!
                Jawab Camelia, “Iya mbak Nisan.”
***
Hayo! Nah gitu dong. Gimana Camelia, lancar kan?
                “Lancar mbak. Tadi agak pedih tapi ini tinggal nikmatnya saja.”

 Woi Jono, Yanti, Prapti, Bambang, Paijo! Kalian ini memang Paijo semua! Ayo pesta!!! Biar Paijo kuurus. Sekarang sana, Jono sama Prapti, Bambang sama Yanti ya!
                Jawab mereka serentak, “Oke mbak bos!”
Jo, Paijo. Orang kok cuma clingak-clinguk!
Ternyata dia memang tak punya kemaluan.
Oh iya, Paijo dulu mati dirajam Taliban karna suka oral. Bagaimana tidak? Spermanya keluar dari mulut. Jadi, putih-putih yang biasa ia ludahkan itu bukan ludah!

Mbak Nisan bisanya pasrah, “Terserahlah aku mau digimanain.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar