Puisi 5 Oktober 2015
Penis
menjadi Vagina
Hari ini aku merasakan penisku seakan-akan berubah jadi vagina.
Rasa seorang perempuan diperkosa rame-rame menggeliat dalam kemaluanku.
Ya ampun, tak ada penis lagi! Tak ada yang menonjol!
Rasanya berlobang.
Oh begini to rasanya punya vagina itu.
Kenikmatan seksuil perempuan ternyata lebih indah dari lelaki.
Stimulasi seksual pada vagina ini lebih merupakan perjalanan panjang
traveler menyibak hutan.
Kepuasan perempuan tidak sesaat seperti lelaki.
Memuncaknyapun bertahap. Tak bisa buru-buru seperti
lelaki yang mengejar adegan mesum untuk masturbasi agar ejakulasi dapat
bersamaan dengan adegan termesum misalnya ketika klitoris sang cewek kempis-kempis.
Tuhan, kapan lagi kau mengijinkan halusinasi seperti
itu?
Kapan lagi aku bermimpi sebagai pelarian dari penjara
perempuan?
Kapan lagi kudapat rasakan dua penis sekaligus
berebut memasuki satu liang vaginaku?
Maaf, aku tak mau mengganti penis ini dengan vagina
terempuk sekalipun.
Dipasangi vagina Miyabi yang telah terbukti tahan
banting? Ogah!
Aku tidak mau menstruasinya.
Aku tidak mau mengandungnya.
Aku tidak mau menyusuinya.
Tapi aku mau kenikmatan seksualnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar