Tentang
Karya Seni Tulis
Essay 16 November 2015
Semua orang ingin menulis (kecuali
yang tidak) pasti berhasrat untuk menghasilkan karya seni yang bermutu. Bermutu
adalah satu kata yang merangkum kemampuan karya seni untuk merepresentasikan
kegundahan hati, kegelisahan, panggilan nurani, uneg-uneg, kerinduan, maupun
cita-cita. Karya bermutu pada akhirnya juga pasti bermanfaat bagi orang lain,
masyarakat, bangsa, negara, dunia, galaksi, kosmos, surga, maupun neraka. Karya
bermutu dengan demikian pasti akan menghasilkan keuntungan finansiil.
Semua orang pasti punya passion
lah ya. Tinggal bagaimana mengejawantahkan passion itu dalam sebuah tulisan,
kalau anda mengambil jalan ini. Adapun jalan lain yang bisa ditempuh misalnya
seni lukis, drama, seni monolog, teater, film, musik, bahkan diam dua ribu
bahasa. Terserah anda mau bagaimana.
Kali ini saya ingin bilang bahwa
passion saya adalah menulis. Bagi kita semua yang gemar menulis, semoga tulisan
kali ini bermanfaat yah. Bermanfaat untuk mengasah kemampuan menulis bermutu.
Caranya adalah dengan menetapkan passion lebih dulu. Bahasa filosofis dari
passion adalah keyakinan filosofis. Ada postmodernis, kolonialis,
postkolonialis, strukturalis, fenomenologis, skeptis, satiris, helenis, agamis,
ateis, spiritualis, kulturalis, konstruksionis, dan nis-nis yang lain silahkan
cari sendiri di buku-buku filsafat maupun metodologi penelitian.
Hah, metodologi penelitian? Iyah.
Bahkan juga diperlukan kajian pustaka. Memangnya penelitian! Nanti anda akan
tahu. Menulis besikli adalah penelitian, cuma kali ini bergenre fiksi. Tapi
alur pikirnya sama dengan penelitian non fiksi alias ilmiah. Maka setelah kita
menentukan passion yang pada dasarnya sama dengan latar belakang, rumusan
masalaah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan kajian teori. Setelah kajian teori adalah menentukan
metodologi. Apa sih maksudnya?
Inilah gaya tulis saya setelah
mempelajari berbagai kiat menulis. AS Laksana punya caranya sendiri, demikian
juga Ayu Utami dengan spiritualismenya. Mengapa saya tidak lalu membikin cara
sendiri yang lebih otentik? Inilah cara otentik saya untuk menghasilkan
tulisan. Mungkin lebih berat, tapi anda akan mengerti mengapa. Setelah
pertanyaan mengapa, kita melangkah ke pertanyaan bagaimana.
1. Alur
Umum (nantikan di postingan selanjutnya)
2. Kajian
Teori (nantikan di postingan selanjutnya)
3. Metodologi
(nantikan di postingan selanjutnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar