Kamis, 19 November 2015

Tentang Karya Seni Tulis



Tentang Karya Seni Tulis
Essay 16 November 2015

Semua orang ingin menulis (kecuali yang tidak) pasti berhasrat untuk menghasilkan karya seni yang bermutu. Bermutu adalah satu kata yang merangkum kemampuan karya seni untuk merepresentasikan kegundahan hati, kegelisahan, panggilan nurani, uneg-uneg, kerinduan, maupun cita-cita. Karya bermutu pada akhirnya juga pasti bermanfaat bagi orang lain, masyarakat, bangsa, negara, dunia, galaksi, kosmos, surga, maupun neraka. Karya bermutu dengan demikian pasti akan menghasilkan keuntungan finansiil.
Semua orang pasti punya passion lah ya. Tinggal bagaimana mengejawantahkan passion itu dalam sebuah tulisan, kalau anda mengambil jalan ini. Adapun jalan lain yang bisa ditempuh misalnya seni lukis, drama, seni monolog, teater, film, musik, bahkan diam dua ribu bahasa. Terserah anda mau bagaimana.
Kali ini saya ingin bilang bahwa passion saya adalah menulis. Bagi kita semua yang gemar menulis, semoga tulisan kali ini bermanfaat yah. Bermanfaat untuk mengasah kemampuan menulis bermutu. Caranya adalah dengan menetapkan passion lebih dulu. Bahasa filosofis dari passion adalah keyakinan filosofis. Ada postmodernis, kolonialis, postkolonialis, strukturalis, fenomenologis, skeptis, satiris, helenis, agamis, ateis, spiritualis, kulturalis, konstruksionis, dan nis-nis yang lain silahkan cari sendiri di buku-buku filsafat maupun metodologi penelitian.
Hah, metodologi penelitian? Iyah. Bahkan juga diperlukan kajian pustaka. Memangnya penelitian! Nanti anda akan tahu. Menulis besikli adalah penelitian, cuma kali ini bergenre fiksi. Tapi alur pikirnya sama dengan penelitian non fiksi alias ilmiah. Maka setelah kita menentukan passion yang pada dasarnya sama dengan latar belakang, rumusan masalaah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, maka langkah selanjutnya adalah melakukan kajian teori. Setelah kajian teori adalah menentukan metodologi. Apa sih maksudnya?
Inilah gaya tulis saya setelah mempelajari berbagai kiat menulis. AS Laksana punya caranya sendiri, demikian juga Ayu Utami dengan spiritualismenya. Mengapa saya tidak lalu membikin cara sendiri yang lebih otentik? Inilah cara otentik saya untuk menghasilkan tulisan. Mungkin lebih berat, tapi anda akan mengerti mengapa. Setelah pertanyaan mengapa, kita melangkah ke pertanyaan bagaimana.  
1.       Alur Umum (nantikan di postingan selanjutnya)
2.       Kajian Teori (nantikan di postingan selanjutnya)
3.       Metodologi (nantikan di postingan selanjutnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar