Kamis, 05 November 2015

Dominasi Mayoritas dan Tirani Minoritas



Dominasi Mayoritas dan Tirani Minoritas
Essay 5 November 2015
Pengalaman sehari-hari kadang lucu kalau dikaji secara filsafati. Salah satu bidang kajian yang menarik adalah tentang dominasi mayoritas dan tirani minoritas. Entahlah ada atau tidak teori yang secara khusus memang ditegakkan secara ilmiah untuk mendukung teorema tersebut. Namun demikian, saya mengalaminya dalam kehidupan sehari-hari. Awalnya ada kecenderungan dongkol tapi pada akhirnya cukup cekikikan saja, satu tawa yang sedikit berlebihan, hahahhahah.
Minoritas in me, jelas sekali saya ada dalam golongan ini. Tepatnya kemarin, Rabu, 4 November 2015 di selasar pascasarjana USD. Di tengah jalan kaki sendiri menuju parkiran itu saya bertemu dengan kawanan gadis yang otomatis menutup selasar sempit tersebut. Saya sempat berhenti untuk membiarkan mereka lewat dahulu. Dengan santainya tanpa rasa bersalah apalagi dosa, mereka berjalan tanpa beban dan tanpa memperhatikan bahwa selasar itu bukan milik nenek moyang mereka, hahahhaha. Hati tidak sabar maka saya menerobos saja dengan angkuhnya.
Heran hati ini, mengapa kawanan itu tidak sedikit saja membuka jalan di sisi kiri karena toh di sisi tersebut orang yang berjalan berlawanan arah dengan mereka berhak untuk lewat. Itulah dominasi mayoritas yang akhirnya saya tertawakan. Kedongkolan hati hanya patut dicekikiki hahahahhaha. Karna apa? Karena saya pun akhirnya menerobos dengan angkuhnya kan, hahahhahaha. Inilah sisi tirani minoritas.
Jujur saja, tanpa melecehkan jender tertentu atau berkecenderungan sexis, saya menerka kalau kawanan itu adalah para lelaki terlebih bapak-bapak, ceritanya akan lain. Bukannya mereka akan menghalangi jalan lalu saya tidak berani menerobos, bukan. Menurut perasaan saya, kaum lelaki dalam posisi seperti para gadis itu tadi akan lebih pengertian dengan membuka sedikit celah agar orang yang berjalan berlawanan arah dapat sekadar lewat. Yah, pengalaman saya ini mungkin memang parsial dan tidak dapat digeneralisasi.
Tapi akhirnya, kita tertawa saja ya. Memang benar pepatah filosofis itu. Kalau anda ada dalam posisi mayoritas, tertawalah karena dominasi anda. Kalau anda ada dalam posisi minoritas, tertawalah karena tirani anda. Kalau saya sih lebih senang tirani. Hahahhahahhahahah...............................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar