Kamis, 05 November 2015

Sukses Berat VS Gagal Total



Sukses Berat VS Gagal Total
Puisi 1 November 2015

masa depan hanya ada dua pilihan, sukses berat atau gagal total
hidup atau mati
kaya atau miskin
pilihan ketiga sengaja kututup biar aku memilih melakukan atau tidak sama sekali
tak ada coba-coba yang biasanya mengantar orang ke pilihan ketiga,
area abu-abu, tidak kaya tapi tidak miskin, tidak sukses tapi gagal juga tidak
apa itu sukses?
apa itu gagal?
tergantung apa visi besar yang ditetapkan
karena ini ethok-ethoke puisi, maka marilah kita bermimpi
katakan visi besar itu adalah menjadi pengusaha beromzet sepuluh miliar rupiah pada usia 35 tahun
sukses berat adalah berhasil meraih cita-cita itu atau melampauinya
gagal total adalah tetap hidup dalam kemiskinan
kalau sudah jadi pengusaha dan di usia 35 baru dapat delapan miliar rupiah?
ya tidak apa-apa
tinggal mengarsir area abu-abu itu agar makin pekat
jayus, hahahahhaha

sebenarnya bukan itu yang ingin saya sampaikan
sekali lagi, semoga saya salah besar
kalau melihat dari reduksionisme acuan teori dan kajian jurnalistik yang sudah saya lakukan,
essay ini pastilah tidak adekuat alias tidak lebih dari curhatan di malam menyedihkan
Tidak! Tidaaaak! Malam selalu kunanti. Ia tidak menyedihkan!
malam itu penuh kedamaian, buatku mampu berpikir jernih

jadi begini, saat ini saya sedang merintis karier di dunia sastra khususnya penulisan puisi, cerpen, novel, lagu, naskah drama, opera, dll sejauh bersifat karangan naratif fiksi, sekali lagi fiksi, meski yang fiksi sering diinspirasi oleh non fiksi

proses riset dengan membaca karya sastra orang lain wajib hukumnya
banyaklah yang sudah saya dalami termasuk kehidupan para pengarang
memang tidak semua ya, sekali lagi tidak semua tapi nampaknya kebanyakan pengarang hebat selalu memiliki modalitas dalam bentuk bibit
aduh, yang ini mulai membuatku tidak berdaya
tapi Paulo Coelho menguatkanku
dari sudut pandang ilmu bibit, dia jelas tidak kualifaid
nah, kalau Paulo Coelho bisa, mengapa saya tidak?
nasihat sederhana ini saya dapat dari Pandji Pragiwaksono, inspirator kawula muda Indonesia untuk merealisasikan mimpi-mimpi liar mereka, termasuk aku
aku bahkan lebih beruntung dari Paulo Coelho
orang tuaku yang tidak peduli jauh lebih mendukung dari pada orang tua Paulo Coelho yang menghalang-halangi mimpi
tak perlu menyelami dunia immaterial para orang tua, mungkin saya juga nanti sulit memahami mimpi anak-anak generasi setelah saya

realisasi mimpi memang sulit tapi bisa
Sulit, tapi bisa.
Sulit tapi bisa!
sulit tapi bisa

perhatikan! sulit sih, tapi bisa

sukses berat atau gagal total, itulah pilihan tertutup kaum sastrawan
tak ada seniman yang setengah-setengah
hanya masyur atau tidak sama sekali
hanya best seller atau tidak sama sekali
hanya melegenda atau jadi pecundang
seniman sastra tidak punya pilihan ketiga
anda pasti tahu Andrea Hirata
dia adalah prototipe seniman sukses berat
tahukah anda bahwa ada banyak penulis beraliran seperti Andrea Hirata?
tapi hanya Andrea Hirata yang muncul ke permukaan

Chairil Anwar, pasti anda tahu
bukannya dunia lupa, tapi memang banyak sekali penyair macam Chairil Anwar yang tak sempat mengorbit
mereka bukannya dilupakan tapi memang tidak sempat dikenal karena....................

akhir kata,
mungkin saya memang tidak berasal dari bibit yang baik
tapi anak saya pasti tumbuh dari bibit yang baik
itupun kalau nanti saya memutuskan menikah dan punya anak
kalau begini sampai tua?
kalau jadi seniman innocent nyentrik tak dikenal?
cerita akan lain

(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar