Kamis, 19 November 2015

Kata bijak hari ini: FAAL FAAL



Kata bijak hari ini: FAAL FAAL
Essay 12 November 2015

Konten yang sama bila diungkapkan pada saat yang tidak tepat akan gagal dalam memenuhi maknanya. Makanya ada tertulis: segalanya indah pada waktunya. Tuhan tak pernah terlambat atau terlalu dini. Ia tahu waktu terbaik untuk melakukan sesuatu.
Kata lain:
-          Makna ditemukan dalam pengalaman yang terjadi pada saat presisi.
-          Pengalaman pada saat yang tepat adalah bermakna. Tidak ada cara lain.

Kata bijak ini dipicu oleh permenungan saya atas beberapa fenomena baik secara verbal maupun non verbal yang terjadi pada saat yang amat presisi. Fenomena itu berupa pengalaman baik dialami sendiri maupun disaksikan dalam diri orang lain. Pernah suatu ketika saat sedang melintas di jalan Gedongan-Seyegan saya melihat kakek-kakek yang turun dari sepedanya lalu berdoa di pinggir sawah. Saya duga itu pasti sawah miliknya atau setidaknya adalah sawah yang ia garap. Ia menaikkan doanya agar Tuhan memberkati padi yang baru ditanam itu sehingga nanti bisa menghasilkan panen berlimpah. Ingatan ini tidak akan pernah terhapus dari memori saya kecuali kematian atau amnesia yang membuatku tak berkutik. Dalam bahasa metodologi penelitian naratif, pengalaman ini sering disebut sebagai titik balik kehidupan atau titik belok cerita narasi hidup seseorang. Bahasa khusus untuk menyebut titik balik atau titik belok ini adalah epifani.
Saya juga pernah mendapat satu pengalaman epifani melalui sebuah narasi cerita kisah nyata. Sang tokoh utama waktu itu sedang dalam perjalanan ke sekolah. Ia agak buru-buru sehingga harus sedikit berlari. Kakeknya yang mulai renta terus mengikutinya dari belakang dengan sedikit tertatih. Sang tokoh utama sedianya hendak masuk kompleks sekolah melalui celah di salah satu tembok sekolah. Celah itu ternyata sudah ditutup dengan batu bata dan diplester sehingga tak mungkin lagi dilalui. Cara satu-satunya untuk tidak terlambat tinggal melompat pagar. Memutari pagar untuk masuk melalui gerbang pasti akan membuatnya terlambat. Ia berusaha untuk melompat pagar namun pagar itu terlalu tinggi. Sang kakek yang ia panggil Yangkakung itu ingin menolong. Setelah Yangkakung sampai di tembok dekat bekas celah yang kini ingin dinaiki cucunya itu, ia menawarkan untuk mengangkat cucunya agar bisa melompat pagar sehingga tidak terlambat. Sang cucu tidak mau karena kakeknya sedang sakit dan lagipula sudah terlalu tua untuk mengangkatnya yang kini sudah makin besar. Namun Yangkakung tetap mencoba. Ia mengangkat cucunya sekali, dua kali, tiga kali namun tetap tidak terangkat. Akhirnya Yangkakung mengakui bahwa tenaganya tak lagi cukup untuk menolong sang cucu melompat tembok. Cucunya lalu mencium tangan Yangkakung lalu berlari ke arah gerbang sekolah tanpa menoleh ke belakang lagi. Ia akan terlambat dan dicurigai oleh gurunya karena air mata dan isak tangisnya yang tak terbendung selama pelajaran hari itu.

Maaf, narasi saya jelek sekali. Saya memang sengaja tidak mengedit narasi kisah itu. Anda yang ingin membaca kisah lengkapnya yang lebih susastra silahkan mencari buku karya Ry Kusumaningtyas yang berjudul Mereka Bilang...Aku Gila: Perjuangan Hidup Pengidap Bipolar Disorder. Btw saya harus membaca buku itu sambil sembunyi-sembunyi agar orang lain tidak tahu kalau air mataku mengalir sampai kemerahan. Hahahahah. Opoh. Pokoknyai itu buku yang bagus, banyak titik epifaninya yang bisa bermanfaat praktis dalam hidup pembaca budiman.
Selamat merasakan makna dalam epifani kehidupan. Makna itu tak perlu dicari. Ia akan datang bila manusia telah siap menerimanya. Inilah yang disebut faal, cara Tuhan berbicara melalui pengalaman-pengalaman. Tidak semua pengalaman mengandung makna pun faal tak perlu dicari dalam semua pengalaman. Kalau seakan ada banyak faal yang membingungkan hadir bertubi-tubi bahkan berisi hal-hal yang kontradiktif, hati-hati. Bisa jadi itu bukan faal sejati. Faal selalu membawa kedamaian yang kalau tidak diikuti oleh gelak tawa pasti dibarengi isak tangis kebahagiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar