Jumat, 02 Oktober 2015

Kuda Kesejahteraan Ekonomi



Puisi 3 Oktober 2015
Kuda Kesejahteraan Ekonomi
Ide kuda Troya hasil imajinasi Homer tak lain adalah kritikannya atas kondisi otak masyarakat Troya yang kurang berpendidikan secara akademis.
Homer pingin bilang bahwa manusia macam penduduk Troya itu baiknya dibasmi saja.
Sampah masyarakat (seperti saya juga), pastasnya dibuang ke TPA.
Aktivis HAM dilemma.

Berikut ini adalah beberapa lapisan struktur sampah masyarakat:
Lapisan A= tak punya keahlian, punya kerja, tapi ga punya uang.
Lapisan B= punya keahlian, tak punya kerja, ga punya uang.
Lapisan C= punya keahlian, tapi pemalas, en ga punya uang.
Lapisan D= tak punya keahlian, tak punya kerja, ga punya duit.
Lapisan E= tak punya keahlian, males, ga punya duit.
Lapisan F= penyandang difabilitas, punya kerja, ga punya duit.
Lapisan G= penyandang difabilitas, tak punya kerja, ga punya duit.
Anda yang ingin merevisi silahkan saja.
“Ya begitulah yang mereka kira. Itu kan perkiraan mereka! Bukan saya!” Semua orang bilang gini.
Intinya adalah duit. Sampah masyarakat adalah mereka yang tak punya wang.
Aktivis HAM dilemma.
Dari pada koar-koar bela HAM dalam keterlambatan, mendingan kasih duit, beres.
Mengapa mereka sering terlambat? Karena sibuk pelihara jenggot!

Sekarang tentang pembagian lapangan kerja. Singkat kata kalau masih ada lapisan B, mengapa memaksa cari yang dari lapisan G? Tentu mereka akan menjawab seperti penulis puisi kenamaan.
Aktivis HAM dipersilahkan untuk makin dilemma.

Inilah hidup. Jenis hidup yang ingin dimusnahkan Homer.
Konon, Homer sepanjang hidup selalu konsisten miskin. Mungkin Homer ingin bunuh diri tapi ga berani sehingga memilih pelampiasan dalam bentuk menulis dongeng.
Eh ya, dongengnya masih mengilham dalam bentuk antropomorfisme Tuhan.
Halah, ini cuma masalah ekonomi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar